Indeks kualitas hidup Surabaya pada tahun 2025 mencapai skor 117,35, dengan indeks keamanan mencapai 63,3, indeks kesehatan mencapai 69,29, indeks polusi mencapai 55,91 yang tergolong sedang, dan indeks biaya hidup 26,48 yang berarti sangat rendah.
“Iki Suroboyo rek, mangkane gausah golek goro-goro karo arek Surabaya (Ini Surabaya, makanya jangan cari gara-gara dengan orang Surabaya),” tuturnya.
Wakil Wali Kota yang menjabat sejak tahun 2021 itu juga memahami bahwa Kota Surabaya masih memiliki kekurangan dan akan terus berbenah.
Namun, ia mengingatkan untuk tidak melupakan kelebihan yang dimiliki Surabaya.
“Lak dolen nak Surabaya ojok lali awakmu takon seng jelas, seng nggenah, gausah angger nyocot ae. (Kalau main ke Surabaya jangan lupa kamu tanya yang jelas, yang benar, jangan asal bicara saja),” tutupnya.
Sebelumnya, sebuah video di TikTok sempat viral pada Sabtu (17/5/2025) saat akun @Bigmo menyebut bahwa Surabaya adalah kota ter-L.
Tak hanya itu saja, pemilik nama asli Muhammad Jannah tersebut mengatakan bahwa dirinya enggan untuk singgah ke Surabaya lagi seumur hidupnya.
Selain membahas kota ter-L, Bigmo juga mengeluhkan jaringannya yang lemot karena berada di Ibukota Jatim ini.
Kemudian ia mengaku bingung ingin kolaborasi dengan siapa di Surabaya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com