Isu Non-Halal dan Klarifikasi Pihak Manajemen
Meski telah berdiri selama puluhan tahun, status kehalalan Ayam Goreng Widuran baru menjadi perbincangan hangat setelah beberapa pelanggan muslim merasa kecewa usai mengetahui produk yang mereka konsumsi ternyata non-halal.
Sejumlah konsumen menyampaikan kekecewaannya karena merasa tidak diberi informasi yang cukup jelas mengenai kandungan menu yang disajikan.
Kondisi ini membuat Google Review restoran dibanjiri bintang satu oleh pelanggan yang mengaku telah mengonsumsi menu nonhalal tanpa mengetahui informasi tersebut sejak awal.
Salah satu karyawan Ayam Goreng Widuran, Ranto, mengakui bahwa keterangan nonhalal baru disertakan setelah restoran menerima banyak komplain dari pelanggan.
Ranto mengakui penjelasan mengenai status non-halal memang baru disampaikan secara terbuka belakangan ini.
Hal tersebut dilakukan setelah munculnya komplain dari pelanggan yang viral di media sosial.
“Udah dikasih pengertiannya non-halal. Ya karena viralnya, dikasih pengertian non-halal kremesnya itu. Beberapa hari yang lalu,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (24/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Ranto, selama ini mayoritas pelanggan mereka memang berasal dari kalangan non-muslim.
Kini, pihak manajemen telah menambahkan label “NON-HALAL” di berbagai kanal komunikasi mereka, termasuk reklame outlet, akun Instagram, hingga Google Maps.
“Kebanyakan non-muslim (pelanggan). Sejak 1971,” ungkap Ranto.
Baca juga: Minuman Asal Korea Ada Logo Halal Tapi di Kemasan Juga Tertulis Mengandung Babi, Pembeli Bingung
Permintaan Maaf dari Manajemen
Pihak manajemen Ayam Goreng Widuran juga telah mengeluarkan permintaan maaf resmi melalui akun Instagram mereka, @ayamgorengwiduransolo.
Berikut isi pernyataan tersebut:
“Kepada seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran,