Sehingga, ketika memiliki kesempatan, Suriyono memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
"Yang terpenting adalah niat, kemudian semangat, baru uang," tutur Suriyono.
Menariknya, meski waktunya tersita untuk bekerja dan belajar, dia dapat memaksimalkan keduanya.
Bahkan, Suriyono mendapatkan predikat pekerja terbaik dari tempatnya bekerja.
Baca juga: Akhirnya Lulus Usai 26 Semester Kuliah, Mbah Moen Wisudawan Tertua 84 Tahun, Rela Jadi Sopir Angkot
Kini, setelah mendapatkan gelar sarjananya, Suriyono mengaku lebih percaya diri.
Dukungan pun terus mengalir kepadanya, dan dia bahkan kini mendapatkan promosi jabatan.
"Dulu pernah ada yang meragukan, termasuk dari biaya juga, tapi saya percaya ketika Allah bilang jadi, maka jadi. Meskipun berat prosesnya, tapi sekarang saya jadi (lulus)," tuturnya.
Dosen pembimbing skripsi Suriyono, Yusmia Widiastuti, memuji semangat Suriyono untuk menjalani bimbingan skripsi di tengah aktivitas kerjanya.
Diakui Yusmia, Suriyono adalah sosok yang semangat, pantang menyerah, dan rajin, yang juga menular kepadanya untuk semangat menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kolaborasi mereka juga terjalin dengan baik.
Selain semangat Suriyono, Yusmia juga bersedia menyesuaikan waktu bimbingan dengan kerja shift Suriyono.
"Saya tidak langsung tanya besok bimbingan jam berapa, tapi saya tanya bapak besok shift apa. Setelahnya baru kami mengatur jam bimbingan," tutur Yusmia.
Terkenang di ingatan Yusmia dan para dosen Untag Banyuwangi, Suriyono adalah orang yang tepat waktu.
Bahkan, dia dengan tenang akan menunggu dosen pembimbingnya hingga datang.
Pernah sekali waktu, di waktu yang disepakati pada pukul 16.00 WIB, Suriyono yang pulang kerja langsung menuju Untag Banyuwangi untuk mendapatkan bimbingan meski cuaca tengah hujan lebat.