"Pak Sur tidak pakai jas hujan, kebasahan dari rambut hingga bajunya. Saya yang khawatir takut bapak jatuh sakit," ujar Yusmia disambut tawa kecil Suriyono.
Selain itu, Yusmia pun kadang terheran-heran, sebab dengan beban tugas yang besar di sela-sela pekerjaannya, ia bertanya-tanya kapan Suriyono beristirahat.
Dia menyelesaikan seluruh tanggung jawab dengan baik, dan percaya bahwa hasil akhir akan sesuai dengan upaya yang dilakukan.
"Ketika KKN (kuliah kerja nyata) di Gombengsari, Pak Sur bukan sekadar melihat, tetapi juga turun sebagai petani. Penilaian dari teman-teman di Gombengsari untuk Pak Sur positif sekali," puji Yusmia.
Baca juga: Senyum Anak Nelayan Terharu Jadi Sarjana Pertama di Keluarga, Kini Mengajar: Seperti Keajaiban
Sebelumnya juga viral kisah Maria Lidwina Endang Suwarni, nenek berusia 70 tahun yang diwisuda pada Rabu (11/9/2019).
Nenek lima cucu tersebut menjadi peserta wisuda tertua Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Banyak yang memanggil warga Manukan Kulon, Surabaya dengan panggilan Mbah Maria,
Ia mengambil Program Studi Pendidikan Guru PAUD.
Mbah Maria terlihat cantik mengenakan baju wisuda dan toga bersama 700 wisudawan muda lainnya.
Sehari-hari Maria adalah seorang guru PAUD yang mendapatkan gaji insentif Rp 50.000 per bulan.
Walaupun sudah menjadi sarjana, Maria tidak berharap akan mendapatkan tambahan biasa insentif.
Untuk menyelesaikan kuliah, Maria mengaku banyak dibantu tiga anaknya, sekolah PAUD tempat dia mengajar, dan pihak universitas.
Baca juga: Sosok Juliana Anak Rimba Viral Berhasil Jadi Sarjana, Beri Contoh Biar Suku Anak Dalam Berani Kuliah
Maria memulai studinya pada tahun 2015 di kampus Unusa Surabaya. Dia menyelesaikan kuliahnya selama 4 tahun, hampir sama dengan salah satu cucunya yang juga menyelesaikan studi S1 di kampus lain.
"Kalau cucu saya diwisuda November mendatang," kata Maria.
Maria wisuda bersama 703 mahasiwa di di gedung Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (11/9/2019).
Ia mengambil Program Studi Pendidikan Guru PAUD.