Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman poison control, kentang mengandung dua glikoalkaloid beracun yang disebut solanin dan chaconin.
Kentang yang layak konsumsi biasanya tidak bertunas.
Sebab kentang segar tersebut hanya mengandung sedikit glikoalkaloid.
Berdasarkan hasil penelitian, paparan cahaya atau sinar matahari ternyata bisa mempercepat pembentukan klorofil dan glikoalkaloid.
Baca juga: Ini Cara Mudah Mengolah Kentang untuk Menu Diet, Bisa Direbus hingga Tambahkan dengan Sedikit Garam
Seperti diketahui, klorofil terdapat pada tumbuhan hijau yang bermanfaat.
Namun jika klorofil tersebut ada di dalam kentang, sifatnya akan berbahaya.
Kentang yang ada klorofilnya akan berwarna hijau.
Warna hijau tersebut menandakan tingginya glikoalkaloid.
Sekadar diketahui, sebenarnya semua bagian tanaman kentang mengandung glikoalkaloid.
Konsentrasi tertinggi glikoalkaloi ditemukan di daun, bunga, "mata", kulit hijau, dan tunas.
Konsentrasi terendah ada di bagian putih kentang.
Pembentukan glikoalkaloid dalam kentang meningkat akibat suhu penyimpanan yang hangat dan paparan cahaya.
Memasak kentang dengan cara dipanggang, direbus, digoreng, dan dipanaskan dalam microwave tidak menghilangkan glikoalkaloid.
Namun, membuang kulit kentang sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan glikoalkaloid.
Tingginya kadar glikoalkaloid pada kentang menyebabkan keracunan.