"Kalau bicara sama anak muda, mungkin cuma bilang tinggalkan yang buruk dan jalani yang baik, itu saja," ucap Hasan.
Hasan pun tidak mengira, ketua RW sebaik Imam Syafii harus tewas secara tragis, di ujung sabit putranya sendiri, Iman Nurhakiki.
"Padahal orangnya, tidak pernah memarahi anaknya setahu saja. Tapi ya tidak tahu, mungkin sudah takdir," imbuhnya.
Dia mengungkapkan, Imam Syafii sudah pemperingatkan putranya tersebut agar sadar, saat melakukan pembacokan terhadapnya di rumahnya pada Selasa (10/6/2025) malam.
"Pak Syafii bilang, 'saya ini bapakmu Kiki,' lalu anaknya bilang 'saya sekarang buka Kiki pak,' dan kemudian menganiaya istrinya (istri pelaku)," ucap Hasan.
Sebelumnya, Iman Nurhakiki mendatangi rumah juragan jeruk bernama Armanu, untuk mengambil upah petik jeruk sebesar Rp 150 ribu.
10 menit usai mengambil bayaran tersebut, tersangka kembali ke rumahnya dan ngobrol bersama teman yang bertamu.
Sekira pukul 20.15 WIB, tersangka tiba-tiba mengambil celurit dan mendatangi rumah juragan jeruk dan langsung membacok dari belakang, mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat.
Setelah menghabisi nyawa Armanu yang juga tetangganya, tersangka kembali pulang ke rumah.
Tersangka lalu diadang ayah kandungnya, Imam Syafii dan istri tersangka, Farida.
Di dalam rumah tersebut, tiga orang ini cekcok mulut, hingga tersangka emosi dan mengarahkan senjata tajam tersebut pada kepala dan jari Imam Syafii.
Setelah itu, tersangka memukuli Farida yang tengah hamil delapan bulan.
Ketika penganiayaan tersebut berlangsung, paman tersangka, Sanimin mencoba melerai keponakannya yang memukuli istrinya.
Namun, wajah Sanimin justru dibacok dengan celurit oleh tersangka, hingga korban mengalami luka di kepala dan telinga.
Sanimin dalam kondisi kritis dan usai menjalani operasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung Jember.
Sementara Iman Nurhakiki, tersangka meninggal dunia, Kamis (12/6/2025).
Pria umur 27 tahun tersebut mengembuskan napas terakhirnya, di RSD dr Soebandi Jember, Rabu (11/6/2025) pukul 22.00 WIB.
Hartono, paman tersangka mengatakan, keponakannya memang dalam kondisi kritis saat dibawa ke rumah sakit, usai ditembak timah panas polisi saat penangkapan.