Pengurus tersebut disebut meminta atlet agar tak "bernyanyi" usai tak dipanggil masuk ke dalam tim periode 2025.
"Ada yang bilang, 'Kalau kamu berkoar-koar, ikut-ikutan protes, atau tidak suka dengan kepengurusan sekarang, silakan keluar dari NPCI'," ucap Indah mengulang pernyataan seorang pengurus NPCI Kabupaten Bekasi.
Akibat dugaan ancaman tersebut, para atlet pun takut untuk bersuara dan terpaksa memendam keluh kesah mereka.
"Banyak teman-teman yang ingin menyampaikan keluhan, tapi takut. Mereka takut dicoret, karena mereka hanya mengandalkan penghasilan dari sini," ungkap Indah.
Baca juga: Pengamen Tunanetra Ngamuk saat Terjaring Razia Dinsos, Sosoknya Disebut Mantan Atlet Berprestasi
Bantah mengancam
Sementara itu, Humas NPCI Kabupaten Bekasi Abdul Rouf meluruskan perihal macetnya pencairan honor satu bulan atlet yang tak lagi masuk ke tim binaan.
Ia menjelaskan, mereka baru akan menerima honor kembali pada Juli mendatang.
"Untuk gaji itu, biasanya kami bayarkan setelah akhir bulan. Untuk bulan Mei, dibayarkan pada bulan Juni. Bulan Juni dibayarkan pada bulan Juli," ungkap Rouf saat ditemui di mes atlet di Villa Putra Cakung, Desa Sukaasih, Kecamatan Sukatani.
Rouf juga membantah adanya dugaan ancaman kepada atlet.
Sebaliknya, Rouf meminta atlet supaya menunjukkan bukti dugaan ancaman tersebut.
"Baik itu bukti chat, suara, atau rekaman yang katanya kita mengintimidasi, saya yakin tidak ada," tegas Rouf.
Pihaknya juga membantah mengusir Indah dan kawan-kawan dari mes.
Para atlet disebut keluar dari mes karena keinginan mereka sendiri setelah tak masuk dalam daftar pemain binaan periode 2025.
"Tidak ada pengusiran. Mereka ambil barang-barangnya setelah libur, kemudian ada sebagian orang yang memvideokan dan mendramatisir atau pembohongan publik," imbuh Rouf.