"Mungkin si pembuat video pas kejadian itu direkamnya. Video secara menyeluruh tidak ditampilkan," katanya, Sabtu (14/6/2025), dikutip dari Kompas.com.
Risbon melanjutkan, razia dilakukan bukan tanpa alasan.
Razia digelar karena ada keluhan dari pihak pemilik toko roti.
Pemilik merasa terganggu dengan keberadaan pengemis di depan tokonya.
"Pengusaha Roti Ganda resah dengan pengemis di situ semua," kata Risbon.
Baca juga: Bocah Mendadak Pulang saat Main, Ketakutan Ulah Pegawai Minimarket usai Top Up Games Rp30 Ribu
Risbon merincikan, ada tujuh orang diamankan dalam razia ini.
Mereka terdiri dari gelandangan, pengemis, dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Mereka dibawa ke kantor Dinsos P3A di Jalan Dahlia, Pematangsiantar.
Risbon mengutarakan, delapan orang tersebut bukan warga Kota Pematangsiantar.
Mereka lalu diberi makanan, lalu dilakukan pembinaan, dan juga diantar ke tempat masing-masing.
"Satu orang ODGJ telah diantar ke Panti Asuhan. Ada orang Medan kami antar ke keluarganya."
"Banyak pengamen ini bukan orang Kota Pematangsiantar, jadi, kami lakukan pembinaan supaya dapat keterampilan," tegasnya.
Setelah kejadian ini viral, Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, mengundang pria pengamen tunanetra bernama Heri Sandarman Hulu tersebut.
Keduanya bertemu di rumah dinas wali kota, Jalan MH Sitorus, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat, Minggu (15/06/2025).
Kepada Heri, Wesly atas nama Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar meminta maaf atas kejadian yang kurang berkenan.