TRIBUNJATIM.COM - Israel kini ketakutan hingga minta tolong dunia untuk menghancurkan program nuklir Iran.
Presiden Israel Isaac Herzog kini minta tolong untuk hal tersebut.
Dikutip dari media NPR dilansir Kamis (19/6/2025), Herzog menyampaikan minta tolong itu melalui wawancaranya.
Iran kini dituduh Israel tengah membangun senjata nuklir.
Baca juga: Dampak Perang Iran-Israel untuk Indonesia, Pakar Ekonomi Singgung Minyak Dunia dan Langkah Mitigasi
Serangan yang dilancarkan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025) juga dijadikan dalih untuk menetralisir program nuklir Teheran.
Di sisi lain, Iran bersikeras bahwa program pengayaan uraniumnya dalam teknologi nuklir hanya untuk tujuan sipil.
Herzog mengatakan, Israel akan menyambut baik dukungan internasional apabila mau memberantas program nuklir Iran.
"Kita harus menghentikan ini, cukup sudah. Dan katakan pada mereka, keluarkan senjata nuklir itu dari tangan kalian. Dan mulailah bertindak dengan cara yang layak dan jangan menjadi negara pembangkang di seluruh dunia," kata Herzog.
Herzog mengatakan bahwa Israel telah merencanakan serangan terhadap Iran selama berbulan-bulan.
Akan tetapi, keputusan untuk melancarkan serangan baru diambil beberapa hari yang lalu, setelah Israel berbagi intelijen dengan Amerika Serikat (AS) yang menurut Herzog menunjukkan rencana Iran untuk memproduksi senjata nuklir.
"Saya tidak mengatakan bahwa kami mendapat persetujuan dari AS, juga tidak bekerja sama. Tetapi kami telah mengungkapkan kepada AS informasi intelijen dan bukti yang kami miliki," jelasnya.
Gulingkan rezim
Diberitakan sebelumnya, selain ingin menghancurkan program nuklir Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki tujuan lain yakni ingin menggulingkan rezim di Teheran.
Dengan skenario ini, Netanyahu berharap rentetan serangan tersebut bakal memantik reaksi berantai yang memicu kerusuhan dan berdampak pada penggulingan rezim di Iran, sebagaimana dilansir BBC.
Di tempat lain Pemimpin Tertinggi Iran menyebut Israel lemah karena meminta bantuan AS dalam perang.
Khamenei mengatakan, upaya Israel yang meminta bantuan AS tersebut merupakan sebuah tanda kelemahan, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
"Fakta bahwa teman-teman Amerika rezim Israel telah memasuki tempat kejadian dan mengatakan hal-hal seperti itu merupakan tanda kelemahan dan ketidakmampuan rezim itu," tulis Khamenei di platform media sosial X, Kamis.
Dia juga mengajak rakyat Iran untuk tidak takut untuk melawan Israel.
"Saya ingin mengatakan kepada bangsa tercinta kita bahwa jika musuh merasa kalian takut pada mereka, mereka tidak akan melepaskan kalian," sambungnya.
Sementara itu, penasihat Khamenei Ali Larijani mengatakan, serangan Israel terhadap Teheran terjadi saat Iran tengah menggelar perundingan atas permintaan presiden AS.
"(Israel) tidak akan melancarkan agresinya terhadap kami tanpa keputusan Amerika, dan kami yakin Trump melakukan tipu daya dalam hal ini," sambungnya.
Larijani menyampaikan, meskipun para pemimpin militer Iran dibunuh oleh Israel, pengganti mereka ditunjuk dalam waktu kurang dari 12 jam.
"Israel membayangkan akan memaksa Iran mundur dalam beberapa hari, tetapi ini tidak terjadi," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com