Malam 1 Suro Beda dengan 1 Muharram? Berikut Penjelasan dari Kacamata Islam dan Sejarah Jawa

Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEJARAH - Foto ilustrasi untuk penjelasan mengenai malam 1 suro dan 1 muharram. Kenapa diperingati pada tanggal yang sama? Tahun ini, 1 Muharram jatuh pada hari Jumat 27 Juni 2025, bertepatan dengan 1 suro.

TRIBUNJATIM.COM - Tahun Baru Islam 1447 Hijriah atau 1 Muharram, jatuh pada hari Jumat 27 Juni 2025. 

Tanggal tersebut ternyata juga diperingati sebagai malam 1 suro. 

Lantas apa perbedaan malam 1 Suro dengan 1 Muharram?

Berikut sejarah malam 1 Surom dan kaitannya dengan 1 Muharram.

Untuk diketahui, malam Satu Suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa dan diperingati dengan berbagai tradisi dan ritual. 

Sementara Muharam merupakan pertanda pergantian tahun baru pada kalender Hijriah.

Biasanya, 1 Muharram juga akan ramai dengan peringatan Tahun Baru Islam.

Baca juga: Doa Tahun Baru Islam 1447 Hijriah & Terjemahan, Baik Dibaca di Akhir Bulan Zulhijah dan 1 Muharram

1 Suro apakah sama dengan 1 Muharram?

Karena sering diidentikkan, banyak orang yang bertanya-tanya, 1 Suro apakah sama dengan 1 Muharram.

Secara umum, tidak ada perbedaan signifikan dari arti 1 Muharam dan 1 Suro. Keduanya sama-sama bulan pertama pada tahun baru.

Namun, 1 Suro erat kaitannya dengan peringatan Tahun Baru Jawa.

Penanggalan pada kalender Jawa sendiri memiliki sistem yang sama dengan kalender Islam.

Pada kalender Jawa dan kalender Islam, penanggalannya dimulai setelah matahari terbenam atau pada waktu Magrib.

Tentu hal ini berbeda dengan kalender Masehi yang pergantian tanggalnya terjadi pada pukul 00.00.

Baca juga: Skema Baru Parkir Grebeg Suro 2025 Ponorogo, Ada 5 Kantong Parkir dan 6 Loket, Target PAD Rp150 Juta

Baca juga: Kapan Malam 1 Suro 2025 dan Daftar Pantangannya, Dilarang Keluar Rumah di Momen Sakral Ini?

Arti 1 Muharam bagi umat Islam

Tanggal 1 Muharam merupakan pertanda datangnya tahun baru Islam.

Namun, lebih daripada itu, Muharam merupakan bulan yang mulia dengan empat bulan suci lainnya dalam Islam.

Selain Muharam, bulan-bulan suci lainnya adalah Zulkaidah, Zulhijah, dan Rajab. Keutamaannya dijelaskan dari firman Allah sebagai berikut :

"Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah: 36)

Sebagai bulan yang dimuliakan, umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan.

Salah satunya adalah puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharam.

Pada hari ini, Allah SWT memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang berdoa dan meminta ampun kepada-Nya.

TAHUN BARU ISLAM - Foto ilustrasi untuk peringatan 1 Muharram atau Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. (Freepik.com/jcomp)

Arti 1 Suro bagi masyarakat Jawa

Sementara itu, tanggal 1 Suro yang dikenal sebagai hari sakral masyarakat Jawa merupakan hari pertama pada kalender Jawa.

Tentu tidak jauh berbeda dengan pemaknaan 1 Muharam bagi umat Islam.

Dilansir dari NU Online, kata 'suro' berasal dari kata 'asyura' dalam bahasa Arab. Hal ini pertama kali diinisiasi oleh Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram Islam. Ia menggabungkan penanggalan Hijriah dengan tarikh Saka.

Dinamakan Suro karena tujuannya agar perayaan tahun baru umat Islam dapat digelar secara bersamaan dan menjadi cara untuk mempersatukan masyarakat Jawa yang terpecah.

Selain itu, 1 Suro juga kerap dikaitkan dengan berbagai mitos. Bulan ini juga dikenal sebagai bulan para makhluk halus.

Oleh karena itu, banyak mitos yang tidak boleh dilanggar saat malam 1 Suro, seperti larangan keluar rumah. Hal ini dikarenakan 1 Suro merupakan bulan yang sakral.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com

Berita Viral lainnya 

 

Berita Terkini