Berita Viral

Pantas Karyawan Tak Tahan Dipimpin Kepala Puskesmas, Tak Lindungi Anak Buah hingga Sakiti Perasaan

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi berita pantas karyawan tak tahan dipimpin Kepala Puskesmas, karena tak lndungi anak buah hingga sakiti perasaan

TRIBUNJATIM.COM - Seorang kepala puskemas diprotes karyawan karena gaya kepemimpinannya.

Kepala puskesmas itu kemudian diadukan ke Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB). 

Kasus ini diduga terjadi di salah satu puskesmas yang ada di Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Namun pihak puskesmas dengan tegas membantahnya dan menyatakan protes karyawan tersebut tidak pernah ada. 

Dalam laporan yang masuk pada Senin (23/6/2025) dan sempat viral, sejumlah karyawan mengaku merasa tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan kepala puskesmas yang menjabat saat ini  . 

Laporan tersebut telah diterima dan akan segera ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Kebumen.

Para karyawan membeberkan empat poin utama yang menjadi dasar keluhan mereka.

Keempatnya menyangkut kebijakan dan sikap pimpinan yang dinilai telah menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif.

Pertama, adanya kesenjangan antara peraturan yang dibuat dengan penerapannya yang berbeda-beda di antara karyawan.

Kedua, adanya kebijakan yang dituding lebih memihak pada kepentingan pimpinan dan justru membebani karyawan.

Poin ketiga menyoroti sikap pimpinan yang sering kali menyakiti perasaan karyawan.

Baca juga: Pencari Kerja Bayar Rp 120 Juta ke Kades Demi Jadi Perangkat Desa, Ternyata Banyak Orang Kena Tipu

Terakhir, pimpinan dinilai tidak bisa melindungi anak buah saat menghadapi masalah dan justru cenderung memberikan tekanan.

"Demikian agar menjadi pertimbangan," tulis pelapor, mengakhiri rincian keluhannya.

Pihak Dinkes PPKB Kabupaten Kebumen memberikan respons resmi atas aduan internal tersebut.

Mereka mengonfirmasi bahwa laporan telah diterima dan akan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Terima kasih atas laporan Anda. Terkait hal tersebut akan kami sampaikan ke unit yang bersangkutan dan akan segera kami tindak lanjuti sesuai batas waktu tindak lanjut Laporbup," tulis Dinkes dalam jawabannya.

Jawaban ini mengindikasikan bahwa keluhan dari para karyawan di salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan Buluspesantren  akan ditangani melalui mekanisme internal di Dinas Kesehatan untuk dilakukan pendalaman dan evaluasi lebih lanjut.

Sementara itu, dalam penjelasannya yang disampaikan secara tertulis ke TribunJatim.com, Selasa (8/7/2025), Kepala Puskesmas di Kecamatan Buluspesantren yang diduga diprotes oleh karyawannya, dengan tegas membantah tudingan tersebut. 

"Tidak ada pegawai atau karyawan di Puskesmas kami yang seperti itu," tegasnya. 

Pihaknya, lanjutnya, juga telah melakukan penelurusan menyeluruh, dan hasilnya tidak ada satu pun pegawai yang merasa ada permasalahan dengan pimpinan atau kepala puskesmas seperti yang sempat muncul dalam pemberitaan. 

"Jadi pemberitaan tersebut tidak benar dan mengada-ngada," pungkasnya. 

Baca juga: Akhirnya Pegawai Puskesmas yang Ngopi 2 Jam di Warkop saat Piket Dimutasi, Wabup: Mati Lampu Katanya

Sebelumnya, terungkap kabar terbaru pegawai Puskesmas yang ngopi 2 jam saat piket hingga membuat pasien menunggu.

Peristiwa ini diiketahui terjadi di Puskesmas Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur pada Senin (16/6/2025).

Perbuatan lalai staf tersebut akhirnya didengar Wakil Bupati Bangkalan, Moh Fauzan Jakfar.

Fauzan langsung mendatangi lokasi pasca-kejadian itu.

Fauzan menilai, tindakan petugas di ruang farmasi itu cukup fatal.

Apalagi, banyak keluarga pasien yang hendak mengambil obat untuk kebutuhan pasien yang sedang dirawat.

"Ini kejadian fatal dan tidak boleh terjadi lagi di puskesmas mana pun," ucapnya, Jumat (20/6/2025), melansir dari Kompas.com.

Ia mengaku langsung mendatangi Puskesmas Kwanyar dan menemui petugas tersebut.

Dari hasil sidak itu, petugas terkait mengaku pergi ngopi setelah di puskesmas mati lampu.

"Petugas mengakui kalau ngopi di depan puskesmas. Karena mati lampu dia ngopi di depan puskesmas. Ruangan pelayanan obat dikunci dan ponselnya tidak dibawa," ujarnya.

Sikap petugas itu cukup disayangkan, apalagi saat ini di bawah kepemimpinan bupati yang baru, sedang dilakukan upaya pembenahan dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat.

Fauzan akan melaporkan hal itu ke bupati untuk selanjutnya diberikan sanksi yang sesuai.

"Akan diberikan sanksi, seberat-beratnya berupa mutasi. Jadi petugas tersebut tidak lagi bekerja di puskesmas itu," katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Hotibah mengaku akan meminta kepala puskesmas memberikan surat peringatan (SP) untuk petugas tersebut.

"SP akan segera diberikan pada petugas tersebut. Untuk petugas jumlahnya satu orang, statusnya honorer," ujarnya.

Baca juga: Warga Kaget Dokumen Pasien Puskesmas Jadi Bungkus Sayur, Dinkes akan Sanksi Petugas: Harusnya Musnah

Ia mengatakan, saat kejadian itu, petugas sedang piket seorang diri.

Petugas juga tak berkoordinasi dengan rekan di bidang lain jika hendak meninggalkan ruangan.

"Ini kejadian benar terjadi, petugas meninggalkan tempat tanpa ada koordinasi ke rekan bidang lainnya sehingga membuat pasien kebingungan saat hendak mengambil obat," ucapnya.

Ia menilai, tindakan itu cukup fatal. Sebab, meninggalkan ruang obat rawan mengakibatkan hal yang fatal jika terdapat pasien yang membutuhkan obat darurat di waktu itu.

"Ini tidak boleh terjadi lagi dan kami akan memberikan pembinaan ke seluruh puskesmas. Kami mohon maaf kelalaian yang terjadi," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini