“Ibu saya tidak pernah bilang keberatan, selalu mendukung dan membebaskan pilihan saya. Saya percaya kalau kita niat cari ilmu, Allah pasti kasih jalan,” ungkapnya.
Meskipun dikenal pendiam, Varen memiliki prestasi di kelas dengan meraih peringkat tinggi di setiap jenjang sekolahnya dan menjuarai lomba menggambar sejak kecil.
Ia juga memiliki kesan positif di mata guru dan teman-temannya.
“Anaknya memang pendiam, tapi dia tanggap sama lingkungan sekitar, baik sama keluarga atau ke teman-temannya,” nilai Siti.
Dalam hidupnya, Varen mengaku selalu memegang pesan ibunya untuk selalu memegang teguh nilai-nilai kejujuran, rendah hati, mandiri, dan dorongan untuk bersedekah walaupun berada dalam kekurangan.
Kini, sebagai mahasiswa baru UGM, Varen memiliki mimpi lebih besar lagi untuk melanjutkan S2 dan berkiprah di sektor pemerintahan atau BUMN sebagai wujud terima kasih kepada sang bunda.
“Saya akan buktikan pada Ayah saya bahwa anak yang ditinggalkannya bisa melakukan suatu yang besar, saya dan kakak perempuan saya bisa berkuliah,” katanya dengan bersemangat.
Kisah Varen adalah cerminan kekuatan perempuan, seorang ibu yang tidak menyerah pada keterpurukan, dan seorang anak yang menjawab pengorbanan itu dengan kerja keras dan prestasi.
Semangat perempuan ini layak diapresiasi dan menjadi inspirasi bahwa di balik pencapaian seorang anak, ada doa, peluh, dan cinta dari ibu yang luar biasa.
“Untuk semua yang tengah berjuang, dinikmati aja karena suatu hari nanti kita mesti mendapatkan hasil dari apa yang telah kita perjuangkan dengan bangga,” pungkas Varen.