Kemudian petugas Damkar juga menemui sejumlah tetangga D untuk menggali informasi.
"Pas datang ke lokasi, kami berkoordinasi dengan pihak relevan," jelas Eko.
"Lalu kami langsung mendatangi D, dan D bercerita benar kalau frustasi mau ke mana-mana susah dan sempat mau bunuh diri," imbuhnya.
Eko menuturkan, setelah itu Ketua RW setempat, Berman Pribadi, menghubungi pihak kepolisian guna memberikan informasi.
Lebih kurang 15 menit usai memberikan informasi, sejumlah personel kepolisian mendatangi lokasi kejadian.
Baca juga: Evakuasi Jasad Warga Tulungagung dari Lantai 2 Berlangsung Dramatis, 10 Personel Damkar Dikerahkan
Sementara Eko dan jajaran Damkar berupaya menenangkan D yang saat itu tengah frustasi.
Berdasarkan pengamatan kasat mata, Eko merincikan selain frustasi, kondisi tubuh D juga mengalami sejumlah luka.
"Kalau kasat mata itu ada bekas luka lebam di paha sebelah kiri, lalu kuping sebelah kiri keluar cairan, kemudian kepala terasa pusing dan ada memar juga," tuturnya.
Eko menyampaikan, ketika kondisi D perlahan tenang, dirinya berupaya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Rupanya D mengaku frustasi hingga berniat bunuh diri lantaran sudah melapor ke Polres Metro Bekasi Kota terkait kejadian dugaan KDRT.
Namun, belum ada update tindak lanjut.
"Kami tanya ke D, apakah sudah lapor pihak berwajib, dan katanya sudah, dan itu dilakukan Jumat (20/6/2025)."
"Tapi mungkin karena banyak laporan dan D merasa kemudian frustasi ditambah tidak bisa ngapa-ngapain, jadinya langsung laporan ke Damkar," ucapnya.
Eko mengatakan, pihaknya kemudian langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi guna membawa D ke Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD).
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak rumah sakit untuk melakukan visum, kami takutkan ada pendarahan otak karena sudah dari Jumat pusing pengakuan korban," tegasnya.