Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM,COM, MALANG - Terminal Arjosari tidak menjadi tempat singgah atau tujuan Trans Jatim sejauh ini.
Dalam rapat koordinasi di Bakorwil III Malang beberapa waktu lalu, titik tujuan Trans Jatim antara lain Terminal Hamid Rusdi, Terminal Landungsari, dan Terminal Batu.
Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati menjelaskan, pihaknya tidak melakukan persiapan apapun sejauh ini perihal menyambut program Trans Jatim. Pun tidak ada instruksi atau rekomendasi dari Pemprov Jatim untuk menyiapkan Terminal Arjosari.
Dalam rapat koordinasi di Bakorwil III Malang, Mega mengatakan dirinya telah merekomendasikan agar Terminal Arjosari menjadi salah satu titik tujuan Trans Jatim.
Alasannya, antusias masyarakat begitu tinggi. Mega mengaku sering ditanya oleh calon penumpang kapan program Trans Jatim dilaksanakan.
"Kebanyakan mahasiswa yang tanya. Animo masyarakat sangat tinggi. Kami berharap Terminal Arjosari bisa menjadi pilihan," ujar Mega, Rabu (2/7/2025).
Mega mengatakan, Terminal Arjosari memiliki kesiapan serius jika nanti dipilih sebagai salah satu titik tujuan keberangkatan Trans Jatim. Ia bahkan mengatakan perlunya koridor khusus Trans Jatim agar layanannya maksimal.
"Tentunya hal tersebut melalui kajian bersama Pemprov Jatim. Termina Arjosari berada di bawah Kementerian Perhubungan RI," paparnya.
Mega mengatakan, luas area terminal yang ia kelola saat ini memungkinkan bus masuk. Jalur yang dilalui juga banyak dikunjungi orang baik dari luar provinsi maupun dalam provinsi.
Baca juga: Terminal Arjosari Malang Revisi Aturan: Ojol Cuma Boleh Turunkan Penumpang, Dilarang Jemput di Dalam
Wahyu Ningtyas (21) adalah salah satu mahasiswa yang berharap Trans Jatim segera beroperasi di Kota Malang. Ia berharap operasional Trans Jatim bisa menjadi jawaban atas kebutuhan mobilitasnya.
Menurut Tyas, sapaan akrabnya, ia memiliki pengalaman buruk tentang transportasi di Kota Malang. Salah satunya adalah keamanan saat naik bus.
"Saya juga pernah menunggu angkutan kota itu sampai sejam. Waktu itu mau ke stasiun. Kan, naik kereta itu ada jadwal keberangkatannya, akhirnya kami naik angkutan umum online," ujar Tyas.
Pengalaman buruk lainnya adalah ketika berada di dalam angkutan kota. Saat itu Tyas diajak berbicara oleh orang tak dikenal. Ia merasa risih karena lawan bicaranya terus mengajukan pertanyaan.
Sebagai orang yang memiliki pengalaman buruk menggunakan transportasi umum, Tyas berharap keberadaan Trans Jatim bisa menjadi solusi. Sejauh yang ia tahu, rencana operasional Trans Jatim nanti akan sesuai waktu keberangkatan. Kendaraan juga didesain nyaman dan aman.
Baca juga: TNI Turun Tangan Bantu Polisi Kejar Preman Terminal Arjosari Malang yang Keroyok Letda Abu Yamin