Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) telah melakukan penyelidikan gerakan tanah di lokasi longsor Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Penyelidikan lapangan tersebut dilakukan di dua dusun yaitu Dusun Banaran, dan Dusun Kebonagung.
Hasilnya, titik longsor di dua dusun tersebut memang masuk dalam kategori zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi, atau dengan kata lain wilayah tersebut memang berpotensi mengalami kejadian gerakan tanah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Stefanus Triadi menuturkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan daerah tersebut rawan gerakan tanah.
Salah satunya adalah dominasi batuan vulkanik tua yang telah mengalami pelapukan lanjut.
Baca juga: Anggota Koperasi di Trenggalek Laporkan Pengurus, Diduga Gelapkan Dana Rp 32 Miliar
Hal tersebut menghasilkan tanah dengan fraksi lempung tinggi dan dibawahnya merupakan lava dan breksi yang segar dan keras.
"Munculnya matai air atau rembesan antara tanah pelapukan dan batuan lapuk dengan batuan diatasnya yang lebih keras juga membentuk bidang gelincir," kata Triadi, Selasa (5/8/2025).
Ditambah lagi, tingginya curah hujan yang berdurasi lama sebelum dan saat terjadinya gerakan tanah juga menyebabkan menjadi faktor tanah longsor terjadi di titik tersebut.
Triadi menuturkan, di titik tersebut sangat rawan tanah longsor susulan karena masih banyaknya material longsoran lama maupun baru berupa material tanah, batuan, serta sisa tanaman yang mengendap di bagian atas lereng.
"Karena tingginya potensi tanah longsor susulan maka badan geologi merekomendasikan agar dilakukan relokasi," lanjutnya.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri telah menyiapkan beberapa lokasi untuk dijadikan tempat dengan relokasi warga.
Titik relokasi tersebut juga sudah dilakukan pemeriksaan lapangan oleh Badan Geologi dan dinyatakan layak dengan beberapa rekomendasi penyesuaian.
Baca juga: Dapat Suntikan Pinjaman hingga Rp 3 M, Besaran Modal Tiap Koperasi Merah Putih di Trenggalek Berbeda
"Lokasinya masih berada di Desa Depok tepatnya di lahan milik perhutani di Petak 44 A dan Petak 44 B," jelas Triadi.
Salah satu pertimbangan pemilihan lokasi tersebut karena lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal asal para warga sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari terutama mata pencaharian warga yang direlokasi.
Diketahui sebanyak lima rumah warga desa Depok rata dengan tanah setelah tertimbun tanah longsor Senin (19/5/2025).
Insiden tersebut menyebabkan 6 warga tertimbun material longsor dan meninggal dunia.
Pencarian dilakukan selama enam hari hingga akhirnya keenam korban ditemukan tewas tertimbun material longsor di rumahnya masing-masing.