TRIBUNJATIM.COM - Nasib pemuda berinisial AS (31) meninggal usai dikeroyok akibat masalah open BO.
Pemuda asal Kalimantan Selatan itu tewas setelah pesan wanita melalui aplikasi media sosial.
Istilah open BO adalah singkatan dari open booking order, tapi konteks informal atau slang di Indonesia, istilah ini sering digunakan sebagai kode untuk menawarkan jasa prostitusi secara online.
Selain AS, temannya berinisial MN (24), juga jadi korban sehingga menderita luka.
Baca juga: Pria Kaget usai Open BO di Penginapan Malah Dimasuki 5 Pria Hingga Rugi Rp 40 Juta
Mereka dikeroyok oleh delapan orang pelaku.
Pelaku menggeroyok menggunakan balok kayu dan tangan kosong.
Insiden itu terjadi di Desa Sungai Sipai, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, pada Jumat (1/8/2025) malam.
Dari delapan orang, tujuh orang sudah ditangkap.
Mereka yang ditangkap yakni, KS (28), AH laki-laki (45), laki-laki, MG (40), laki-laki,AR (26), laki-laki, AT (27), perempuan, HN (29), perempuan, SAR (27), perempuan.
"Satu DPO atas nama LI (32)," ujar Kapolres Banjar AKBP Dr Fadli, saat konferensi pers, Selasa (5/8/2025).
Kronologi diuraikan Kapolres, peristiwa bermula saat korban MN menggunakan aplikasi MiChat, kemudian terjadi transaksi dan melakukan percakapan dengan seorang perempuan berinisial RE.
Keduanya sepakat bertemu di kawasan Sungai Sipai setelah negosiasi tarif jasa open BO senilai mulai dari Rp 500 ribu berujung nego sekitar Rp 200 ribu.
"Setibanya di Tempat Kejadian Perkara (TKP), apa yang tercantum foto di aplikasi MiChat tidak sesuai. Korban atau MN menolak membayar karena tak sesuai, namun kemudian nego membayar Rp 100 ribu," ujar Kapolres.
MN akhirnya terpaksa membayar Rp 100 ribu melalui transfer GoPay dan dibiarkan pergi.
Namun ketika mau pergi meninggalkan lokasi mendapati knalpot motornya hilang.