Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya selaku operator layanan kereta api pada operasional KA perintis Makassar parepare mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan di sekitar jalur rel, khususnya di wilayah operasional KA Perintis Makassar–Parepare.
Imbauan ini disampaikan seiring meningkatnya jumlah gangguan perjalanan kereta api akibat kejadian temperan dengan hewan maupun manusia selama Semester I tahun 2025.
Berdasarkan data internal, sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat sembilan kejadian temperan yang melibatkan orang maupun hewan.
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang hanya mencatatkan empat kejadian.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya angka kejadian ini.
Baca juga: KAI Daop 8 Surabaya Catatkan Ketepatan Waktu KA Makassar–Parepare Capai 97 persen di Semester I 2025
“KAI sangat prihatin atas bertambahnya jumlah gangguan berupa temperan dengan hewan maupun manusia. Setiap kejadian ini bukan hanya membahayakan jiwa, tetapi juga mengganggu kelancaran operasional kereta api. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, tidak beraktivitas di jalur rel, dan menjaga hewan ternaknya agar tidak berkeliaran di sekitar lintasan,” ujar Luqman kepada Tribun Jatim Network, Selasa (5/8/25).
Kejadian temperan tersebut umumnya terjadi di jalur-jalur yang belum ada pagar pembatas atau berada dekat dengan pemukiman warga.
Meski sebagian besar kejadian tidak menyebabkan korban jiwa, potensi bahaya tetap sangat tinggi baik bagi masyarakat maupun masinis dan awak kereta.
Baca juga: Perjalanan KA Makassar–Parepare Naik 49 persen di Semester I 2025, Bukti Transformasi Transportasi
Peristiwa-peristiwa ini tersebar di berbagai titik sepanjang lintasan KA Perintis Makassar–Parepare, yang menghubungkan wilayah Sulawesi Selatan dari Makassar hingga Parepare. Gangguan paling sering terjadi pada jam-jam padat aktivitas warga, terutama pagi dan sore hari.
Temperan dengan hewan atau manusia tidak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga menyebabkan keterlambatan perjalanan kereta api, serta kerusakan pada sarana dan prasarana.
Hal ini pada akhirnya berdampak pada pelayanan kepada pelanggan yang menggunakan kereta sebagai moda transportasi utama.
Baca juga: KAI Daop 8 Surabaya Layani Lebih dari Setengah Juta Penumpang Selama Libur Sekolah Juli 2025
Sebagai langkah antisipatif, KAI Daop 8 Surabaya terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan, pemerintah daerah, serta aparat setempat untuk meningkatkan sosialisasi keselamatan di sekitar jalur rel.
KAI juga secara berkala melakukan patroli jalur dan edukasi kepada warga untuk tidak beraktivitas di jalur kereta api.
KAI berharap peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Masyarakat diminta untuk melapor jika melihat aktivitas berbahaya di jalur rel, serta memastikan hewan peliharaan tidak berkeliaran bebas di area rel.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita jaga keselamatan perjalanan kereta api demi kebaikan kita semua,” tutup Luqman.