TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok Dahlan Sulaiman, rela bersihkan jalan tanpa digaji.
Pria berusia 59 tahun itu tiap hari membersihkan kawasan Jalan Samping Tol Cikunir, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Warga RT 06 RW 02, Kelurahan Jakamulya ini menyapu jalan, mencangkul tanah, dan memotong rumput liar di bawah rel kereta cepat.
“Saya lakuin ini tidak digaji, ini hanya karena saya peduli aja,” kata Dahlan saat beristirahat, Sabtu (9/8/2025).
Dahlan menceritakan sebelum menekuni aktifitas membersihkan lingkungan, rupanya ia adalah sopir taksi online.
Pekerjaan itu digelutinya bertahun-tahun hingga berhenti pada 2024.
Namun sesuatu di luar prediksi, dirinya justru mendapat musibah.
Ketika tengah memarkir mobil yang masih tahapan kredit itu, ia ditabrak truk, dan kendaraanya rusak berat hingga membuat dirinya tidak mampu memperbaiki lantaran kendala biaya.
Sehingga ia menyerahkan kembali kendaraan itu ke leasing.
Musibah berlanjut ketika dirinya berjalan di kawasan Cikunir dan terperosok ke got yang tertutup tanah akibat saluran mampet.
Baca juga: Nasib Mantan Penyanyi Bangkrut karena Utang, Kini Rela Kerja Bersihkan Jamban: Saya Sudah Bersyukur
Pasca terjatuh, lututnya cedera, dan selama tiga bulan tidak mampu berjalan normal.
“Saya dulu disarankan operasi sama dokter, tapi saya takut, lalu saya iseng-iseng bersihin jalan, awalnya biar dirasa olahraga ringan aja, syukurlah sembuh ternyata, Alhamdulillah," jelasnya, seperti dilansir dari WartaKota.
Dahlan menuturkan kegiatan membersihkan jalan yang awalnya hanya 'Iseng Olahraga' itu rupanya hingga kini menjadi rutinitas bermakna.
Terhitung bulan puasa 2024 lalu, Dahlan mengaku mulai rutin membersihkan area kolong rel.
Berangkat dari kediaman sekira pukul 06.00 WIB atau 08.00, lalu kembali pulang 16.00.
Mulanya melakukan hal itu seorang diri, tapi belakangan ini satu dari sembilan anaknya ikut membantu meskipun sudah berkeluarga.
Baca juga: Pantang Mengemis, Kakek Usia 87 Tahun Rela Kerja di Warung Demi Bisa Makan
Bagaimana ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Rupanya di bagian belakang sepedanya yang dialasi karton terpampang tulisan 'Kami mengucapkan terima kasih kepada donatur yang ikhlas membantu untuk kebersihan jalan bersama kami, tenaganya kami, warga, terima kasih'.
Ia menegaskan tulisan itu bukan permintaan, tapi pernyataan kalau dirinya tidak pernah meminta uang dari warga.
Hanya terkadang ada saja warga yang memberi Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp50.000, bahkan Rp100.000.
Terkadang juga justru tidak ada yang memberi dan dianggapnya sebagai ladang amal.
Dengan bantuan putranya ditambah donasi sedikit demi sedikit dari warga yang peduli, Dahlan kemudian mampu membeli sebuah mesin potong rumput seharga Rp1,4 juta.
Seperti diketahui, sebelum Dahlan rutin menyapu, kawasan pinggir tol Cikunir itu dikenal angker.
Ialang tumbuh liar hingga ketinggian lebih kurang dua meter, sampah berserakan, hingga penerangan minim.
Kini, berkat kerja keras Dahlan dan bantuan sang anak, kolong rel itu berubah total bersih, terang, dan nyaman dilintasi warga.
“Dulu orang takut lewat sini. Sekarang udah enak, udah banyak lampu juga. Bahkan infonya mau dibikin taman kata pak Abdul Harris Bobihoe (Wakil Wali Kota Bekasi) datang ke saya,” tuturnya.
Dahlan menyampaikan ketika di rumah, ia merawat istrinya yang bernama Saripah (56).
Saripah diketahui mengalami stroke, kondisinya sempat memburuk hingga tidak bisa bicara.
Baca juga: Aksi Nyata Peduli Lingkungan Hotel Santika Gresik, Bersihkan Gorong-Gorong Tersumbat Sampah
Kini, berkat terapi alternatif seperti terapi lintah di kawasan Manggarai dan dukungan moral, Saripah mulai pulih.
“Alhamdulillah, sekarang udah bisa ngomong pelan-pelan. Berat badannya juga mulai naik," ucapnya.
Akhir pernyataanya, Dahlan mengungkapkan kepedulian tidak butuh seragam atau pengakuan.
Kemudian, menjaga lingkungan tidam harus melalui jabatan atau anggaran besar.
Dirinya tidsk meminta balasan, namun ia berharap kesadaran warga untuk tidak buang sampah sembarangan.
“Kadang saya ribut juga sama orang. Lagi bersihin, ada aja yang buang dari mobil. Saya tegur. Kalau maksa buang, saya anterin ke rumahnya,” harapnya.
Kisah Haru Lain
Sebelumnya juga viral sosok kakek bernama Abah Ejeng (87).
Belakangan ini kisah pilu Abah Ejeng itu viral dibagikan akun Instagram @silihasahsilihasihsilihasuh dan dibagikan ulang akun @wali_umat, dikutip Tribunjabar.id, Kamis (20/2/2025).
Dalam video yang dibagikan memperlihatkan perjuangan hidup Abah Ejeng sehari-hari di rumah makan.
Bukan untuk meminta-minta, ternyata ia rela bekerja beberes rumah makan tersebut.
Ia rela menjalani pekerjaan itu dengan upah makan saja.
Terlihat dalam video, kondisi Abah Ejeng tampak sudah tua renta.
Tubuhnya bungkuk mengenakan pakaian sederhana.
Kakinya pun tampak sudah tak kuat melangkah berjalan dengan lancar.
Baca juga: Boko Harus Bersihkan Kantor Desa 1 Minggu karena Tilap Uang Cicilan Motor Rp 5 Juta, Korban Maafkan
Meski begitu ia mengerahkan tubuhnya untuk bekerja meski hanya membereskan kursi atau pun meja di sebuah rumah makan.
Pekerjaan itu rela dilakukan demi bertahan hidup agar dia bisa makan.
“Nyesek banget, kakek setua ini rela bantu beres-beres di rumah makan hanay demi bisa makan,” tulis pengunggah @silihasahsilihasihsilihasuh.
Dalam keterangan juga disebutkan, sehari-hari Abah Ejeng mangkal di depan rumah makan tersebut.
Lalu, ia bisa makan di rumah makan itu dari belas kasihan orang-orang kepadanya.
Jika tidak ada yang memberikannya makanan, ia rela bantu beberes rumah makan tersebut demi sesuap nasi.
Pemilik rumah makan pun melarangnya untuk membantu karena kondisi Abah Ejeng yang tak memungkinkan bekerja.
Hingga akhirnya pemilik rumah makan membiarkan Abah Ejeng diam di depan dan membernya makan.
“Yang punya rumah makan juga sudah biasa ngasih kakek makan tiap kakek ada di sana,” tulis pengunggah.
Menurut keterangan, kondisi dan nasib Abah Ejeng memilukan.
Pengunggah mengungkap tubuh Abah Ejeng bungkuk dan renta. Saat diberi maknan, tangannya gemetar.
Bahkan indra pendengarnnya pun sudah kurang.
“Indra pendengaran kakek pun sudah kurang, jadi kalo ngajak ngonrol harus dengan suara agak keras,” tambahnya.
Diketahui hidup sebatang kara tanpa mempunyai istri dan anak.
Dengan kondisi dan nasib tersebut, tak sedikit warganet merasa iba.
Pengunggah pun membuka donasi untuk memberikan bantuan kepada Abah Ejeng.
Sebagian warganet menyarankan agar Abah Ejeng dititipkan ke Yayasan Lansia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com