"Kami 24 jam di sini dan setiap waktu banyak bantuan logistik warga Pati yang terus berdatangan," kata Supriyono, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Supriyono, permintaan maaf Sudewo yang menyatakan akan mengaji ulang kebijakannya tersebut tidak menyurutkan niat massa untuk turun ke jalan nantinya.
"Pernyataan Pak Sudewo tadi pagi tidak mengendorkan semangat kawan-kawan. Kita kita tetap berdemonstrasi."
"Karena selain tuntutan turunkan pajak PBB kita juga menuntut Sudewo dilengserkan, karena sudah tidak layak memimpin Pati," tegas Supriyono.
Supriyono pun berujar, aksi mereka ini murni didasari ketidakpuasan atas kebijakan Bupati Pati yang menaikkan PBB-P2 hingga 250 persen.
Mereka berharap, regulasi yang dinilai mencekik asa warga Pati tersebut untuk dibatalkan.
"Tidak ada unsur politik dan kepentingan lain. Kami hanya minta digugurkan kebijakan itu," kata Supriyono.
Disampaikan Supriyono, dalam unjuk rasa 13 Agustus nantinya, diperkirakan akan datang massa lebih dari 50.000 orang di kawasan Alun-alun Pati.
Supriyono pun menyebut demonstrasi dikemas dalam aksi damai tanpa diwarnai anarkis.
"Massa lebih dari 50 ribu sesuai tantangan Bupati Pati Sudewo."
"Insyaallah baik-baik demonstrasinya, dilarang merusak fasilitas umum dan sebagainya," kata Supriyono.
Sebelumnya, Bupati Pati, Sudewo, minta maaf usai viral menantang 50.000 warga demo soal kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Akibat serangkaian peristiwa warga yang ramai mengkonfrontasi, Sudewo mendapatkan kritikan dari para netizen di media sosial pribadinya.
Kini Sudewo mengklarifikasi serangkaian peristiwa yang membuat namanya menjadi sorotan nasional tersebut.
"Bapak Ibu sekalian, warga Kabupaten Pati yang saya hormati dan saya banggakan," ucap Sudewo, dikutip dari Instagram @humaspati, Kamis (7/8/2025).