TRIBUNJATIM.COM - Tersisa permintaan maaf dari ayah almarhum Prada Lucky Namo yang belakangan ini kabarnya tengah viral.
Tragedi pada 6 Agustus 2025 mengubah segalanya.
Hari itu bukan sekadar kehilangan bagi dirinya, melainkan titik balik yang menyalakan tekadnya: memastikan keadilan untuk Prada Lucky, apapun risikonya.
Prada Lucky, anak kesayangan Serma Christian, mengembuskan napas terakhir akibat tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh seniornya di satuan.
Kejadian memilukan ini terjadi saat Prada Lucky sedang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT.
Tak ingin kasus ini berakhir tanpa kejelasan, Serma Christian pun mengambil langkah berani dengan meminta negara turun tangan menyelidiki secara adil.
Permintaan tersebut ia sampaikan secara langsung di hadapan rekan-rekan prajurit TNI lainnya, dengan suara yang tegas namun penuh kesedihan.
Namun akhirnya setelah beberapa waktu berlalu, kini Serma Christian Namo mengubah arah tindakannya.
Ayah almarhum Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo, akhirnya menyampaikan permohonan maaf atas kata-katanya saat ia emosi.
Pada waktu itu, Christian meminta Indonesia dibubarkan jika tidak bisa menegakkan keadilan terhadap putranya.
Ubah haluan minta maaf
Christian meminta maaf kepada Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto hingga Presiden Prabowo Subianto.
Ia mengatakan kini sudah ikhlas.
Amarah Serma Christian Namo sempat meledak saat anaknya meninggal dunia karena dianiaya seniornya pada 6 Agustus 2025.
Ia menuntut keadilan atas tewasnya Prada Lucky bahkan siap bertaruh nyawa.
Baca juga: Perahu Terbalik Dihantam Ombak saat Uji Coba Mesin di Teluk Pacitan, 3 ABK Bertahan Sambil Pegangan
Christian meminta Indonesia dibubarkan jika tidak bisa menegakkan keadilan terhadap putranya.
"Dengar baik-baik, Merah Putih bubarkan saja, saya tanggung jawab, Merah Putih bubarkan saja, negara Indonesia bubarkan saja kalau keadilan memang tidak akan terjadi dan nyawa saya taruhan," kata Christian Namo beberapa waktu lalu.
"Saya tentara, tentara Merah Putih, jiwa saya Merah Putih, bukan kaleng-kaleng, Nyawa dibayar nyawa itu masih kecil, saya tunggu keadilan, kalau bisa semua dihukum mati," ujarnya.
Atas ucapannya itu, Serma Christian Namo meminta maaf dengan penuh ketulusan dan rasa hormat.
Ia mengaku bahwa ucapannya kala itu keluar karena hatinya terguncang atas kepergian anaknya sehingga ia sulit mengedalikan emosi.
Serma Christian Namo tercatat aktif sebagai prajurit TNI Angkatan Darat (AD).
Ia bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, NTT.
Sersan Mayor (Serma) adalah pangkat Bintara Tinggi yang berada di atas Sersan Kepala (Serka) dan di bawah Pembantu Letnan Dua (Pelda).
"Saya memohon maaf kepada pimpinan TNI dan jajaran TNI, masyarakat, dan bangsa Indonesia atas ucapan saya yang sempat menimbulkan kegaduhan di media elektronik dan media sosial," kata Serma Christian Namo, dikutip dari akun Instagram Info Komando Official, Kamis (14/8/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via TribunJateng.com.
"Perkataan itu lahir pada saat hati saya terguncang hebat di tengah duka mendalam dan emosi yang sulit saya kendalikan akibat peristiwa yang menimpa keluarga saya," sambungnya.
Sebut tak mau cemarkan nama baik TNI
Serma Christian Namo menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat untuk merendahkan dan mencemarkan nama baik TNI.
"Justru saya berharap kita semua bersatu untuk menjaga keutuhan NKRI," kata dia.
Serma Christian Namo mengaku telah mengikhlaskan kepergian Prada Lucky Namo untuk selama-lamanya.
Ia akan menyerahkan proses kasus meninggalnya anaknya ini kepada hukum.
Christian berharap pelaku dapat diproses secara adil dan tegas.
"Terkait kepergian putra saya, saya telah mengikhlaskan dan menyerahkan sepenuhnya kepada hukum agar pihak-pihak yang terbukti terlibat diproses secara adil dan tegas sesuai ketentuan yang berlaku," kata Christian Namo.
Serma Christian Namo juga meminta maaf kepada Presiden Prabowo karena saat ia marah sempat mengucapkan nama orang nomor satu di Indonesia itu.
"Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada bapak Presiden Prabowo Subianto karena mengucapkan nama bapak di saat hati saya terguncang," ujarnya.
Selain itu, Serma Christian Namo juga berterima kasih kepada Pangdam XI/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto.
"Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak Pangdam XI Udayana, bapak Danrem, bapak Dandim, dan seluruh rekan, sahabat dan masyarakat yang telah memberikan doa kepada saya, perhatian, dukungan moral kepada kami di tengah duka ini," ujar dia.
Baca juga: Simpan 60.263 Butir Pil Dobel L di Rumah, Warga Tanggung Tulungagung Diciduk Polisi
Ada 20 pelaku yang dihukum dari kasus inii
Pada awal Agustus 2025, Prada Lucky mengalami penganiayaan berat diduga oleh puluhan seniornya.
Ia sempat dirawat di ICU RSUD Aeramo, namun meninggal dunia pada 6 Agustus 2025.
Luka-luka yang ditemukan di tubuhnya termasuk memar, luka bakar diduga akibat sundutan rokok, dan benturan benda tumpul.
Sebanyak 20 oknum TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca juga: Polisi Sampai Dikejar Massa Jatuh Tersungkur Gara-gara Bupati Pati Sudewo Ngotot Tak Mau Mundur
Pemilik akun Nafa Arshana minta maaf
Pemilik akun Nafa Arshana kembali menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya yang melontarkan kata-kata tak pantas kepada Prada Lucky Namo, anggota TNI AD yang meninggal karena dianiaya seniornya.
Istri dari Sertu Gunadin itu menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, Uli Simanjuntak yang merupakan istri dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Akun Nafa Arshana melontarkan pernyataan tak pantas kepada almarhum Prada Lucky Namo di media sosial Facebook hingga membuat Serma Christian Namo marah.
Ia menyebut Prada Lucky Namo tidak memiliki moral dan memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
"Masalahnya yang meninggal ini juga moralnya tidak ada, dia punya orientasi seksual menyimpang. Kalo proses hukum pada yang hakim tetap berlaku," tulis akun Nafa Arshana.
Atas pernyataannya tersebut, Nafa Arshana menyampaikan permohonan maaf kepada Uli Simanjuntak selaku Ketua Persit Kartika Chandra Kirana.
Istri anggota TNI bukan hanya pasangan hidup seorang prajurit, tetapi juga bagian dari komunitas yang memiliki peran sosial, moral, dan organisasi tersendiri.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com