5 Anak di Gresik Ditelantarkan Orangtua hingga Putus Sekolah, Jual Barang di Kontrakan untuk Makan

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK TELANTAR- Penampakan rumah kontrakan keluarga Essel di Perumahan Grand Gresik Harmoni, Dusun Srembi, Desa Kembangan, Gresik, Jawa Timur. Essel adalah satu di antara anak yang ditelantarkan orangtuanya hingga putus sekolah.

"Kebetulan waktu itu minta tolong diasuh gitu, istilahnya pengasuhnya dulu. Terus lama-lama sama ibunya ditinggal, gitu," kata Andri dikutip dari WartaKota, Minggu (29/6/2025).

Pengasuh yang sudah terlanjur sayang dengan Kirana, akhirnya sampai detik ini tetap merawat seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang.

Keluarga pengasuh Kirana merasa senang karena mendapat bantuan sepatu untuk terapi bocah tersebut agar bisa sembuh.

Andri menambahkan, ketika diberi sepatu dan dipakai, kaki Kirana terangsang untuk berdiri dan kepalanya tegak. 

"Karena kebiasaan ditidurin, karena itu, nah tapi kemarin pas lagi dipasang sepatu AVO itu ada perubahan, jadi ketika kakinya dilurusin, kan tadinya lagi bengkok, nekuk tuh, ketika kakinya dilurusin kepalanya jadi tegak, gitu loh," katanya. 

"Jadi entah ada saraf apa di kakinya yang bisa, jadi kepalanya tegak gitu, makanya kan langsung perubahannya lumayan signifikan, gitu," sambung Andri.

Baca juga: Sumyati Ibu 4 Anak yang Ditelantarkan Membela Diri, Tak Tega Suami Baru Tidur di Gubuk: Penting Uang

Andri tak mengatahui secara pasti sampai kapan terapi tersebut harus dijalani hingga bisa membuat Kirana sembuh dari penyakitnya.

Ia menilai, ibu pengasuh Kirana rutin memberikan terapi bahkan datang ke sejumlah tempat pengobatan demi kesembuhan anak tersebut.

"Kirana tetap masuk jadi pantauan kami, rutin kami monitor. Jadi dia rutin juga ke rumah sakit gitu, yang penting kan ada inisiatif untuk ke rumah sakit, kadang-kadang kan banyak juga yang enggak mau ke rumah sakit atau malu lah, Tapi ini sih alhamdulillah dari si ibu yang ngerawat ngasuh ini, mau, gitu," katanya.

Terkait Kirana, Andri menuturkan pihaknya secara rutin melakukan penyisiran terhadap anak-anak stunting maupun butuh pengobatan karena memiliki penyakit bawaan sejak lahir.

Kirana memiliki penyakit bawaan lahir yaitu tulang layu dan butuh pengobatan rutin.

Andri menerangkan, anak tersebut awalnya memiliki penyakit TBC dan kemudian dilakukan intervensi oleh pihaknya sampai sembuh.

Setelah sembuh, ternyata bocah malang itu memiliki penyakit tulang punggung layu, sehingga sampai saat ini belum bisa berjalan seperti anak-anak pada umumnya.

"Bukan sakit polio. Jadi tulang punggungnya itu lemes," kata Andri. 

"Seiring waktu, waktu pertama kita data itu dia usianya masih 9 bulan, sekarang usianya sudah 2 tahun 10 bulan, kami sudah monitor, sudah dijangkan," imbuhnya.

Menurut Andri, bocah tersebut saat ini sedang dilakukan terapi agar kakinya tidak terus menekuk dengan sepatu khusus yang telah diberikan.

Namanya sepatu Avo, khusus terapi bagi kaki yang sulit berjalan agar sarafnya kembali berfungsi dan normal.

"Nah, emang sekarang karena dia kemarin kebutuhannya kan kakinya itu nekuk karena lumpuh layu, karena ada saraf dan mungkin ada kelainan di sarafnya, sebenarnya sih mudah-mudahan bisa sembuh," jelasnya.

Baca juga: Ditelantarkan Anaknya yang PNS, Ramisih Nangis Tinggal di Kandang Sapi

Proses pembuatan sepatu Avo dilakukan setelah pihak kelurahan bersurat ke Bazanas Bazis Jakarta Timur. 

Setelah disetujui, Kirana pun diajak ke lokasi pembuatan sepatu khusus itu untuk mengukur kakinya agar melekat saat digunakan.

Proses pengajuan bantuan ke Baznas Bazis, kata Andri, diproses sangat cepat. 

Namun, pembuatan sepatu Avo membutuhkan waktu sekitar dua minggu.

"Harus dicetak ke anaknya, dibawa. Kemarin kami fasilitasi, kami antar ke sana, gitu kan. Pokoknya emang anak spesial lah, jadi penanganannya harus spesial juga, terangnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini