Poin penting:
- Pelaksanaan gladi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di seluruh sekolah di Kabupaten Kediri dipastikan aman tanpa gangguan internet atau listrik
- Kepala Disdik Kediri, Mohamad Muhsin, menegaskan bahwa ANBK bukan hanya mengukur akademik siswa, tetapi juga menilai suasana dan kualitas layanan pendidikan
- Sekolah yang baru berdiri 3 tahun ini melibatkan 50 siswa kelas VIII dan menyiasati keterbatasan laptop dengan meminjam perangkat dari Dinas Pendidikan
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pelaksanaan gladi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di Kabupaten Kediri dipastikan berjalan lancar tanpa kendala jaringan internet maupun listrik.
Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri Mohamad Muhsin saat meninjau langsung gladi ANBK di SMPN 2 Ngasem, Rabu (20/8/2025).
Muhsin menyebut hingga hari pelaksanaan, belum ada laporan kendala teknis dari sekolah-sekolah di Kediri. Menurutnya, pelaksanaan gladi ANBK berjalan sesuai rencana karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, termasuk jaminan kestabilan internet dan listrik.
"Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada keluhan dari sekolah-sekolah. Internet dan listrik juga aman, karena sudah mendapat backup dari Kementerian," kata Muhsin.
Dia menegaskan, ANBK bukan sekadar ujian akademik untuk mengukur capaian siswa, melainkan pemetaan kualitas layanan pendidikan secara menyeluruh.
Dalam asesmen ini, siswa tidak hanya diuji kemampuan literasi dan numerasi, tetapi juga dilibatkan dalam survei terkait kenyamanan dan keamanan lingkungan belajar.
"ANBK ini memotret bagaimana layanan pendidikan di sekolah, termasuk suasana belajar yang dirasakan siswa sehari-hari. Jadi hasilnya lebih komprehensif dibanding ujian akademik biasa," jelasnya.
Baca juga: Susah Sinyal, 20 Siswa SD di Trenggalek Harus Mengerjakan ANBK di Hutan Pinus
Dinas Pendidikan menegaskan akan terus memberi dukungan penuh agar seluruh sekolah, baik yang baru berdiri maupun yang sudah mapan, bisa melaksanakan ANBK sesuai standar.
Menurut Muhsin, asesmen ini penting untuk memberikan gambaran nyata kualitas pendidikan di Kabupaten Kediri.
"Dengan kerja sama semua pihak, pelaksanaan ANBK bisa berjalan lancar sesuai tujuan Kemendikdasmen. Hasilnya nanti menjadi bahan evaluasi kita untuk memperbaiki kualitas pendidikan ke depan," pungkasnya.
SMPN 2 Ngasem menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai sampel penyelenggara ANBK. Meski baru berdiri tiga tahun terakhir, sekolah ini dipercaya melaksanakan gladi dengan melibatkan 50 siswa kelas VIII.
Namun, keterbatasan sarana membuat sekolah harus mencari solusi kreatif. Sejumlah perangkat dipinjam dari Dinas Pendidikan, sekolah lain, bahkan guru-guru untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai jadwal.
"Sekolah kami belum memiliki laptop yang memadai. Untuk gladi ini, kami dipinjami 10 Chromebook dari Dinas Pendidikan, 9 laptop dari SMPN 1 Kunjang, dan sisanya dari guru-guru. Kalau masih kurang, kami juga akan pinjam ke SMKN 1 Ngasem," terang Kepala SMPN 2 Ngasem, Sulistyo Wulandari.