Bahaya Bakar Sampah, Kebakaran di Tulungagung Sering Terjadi Karena Api yang Ditinggal

Penulis: David Yohanes
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBAKARAN SAMPAH - Personel pemadam kebakaran sedang menyemprot api yang berkobar karena pembakaran sampah di rimbun pohon bambu di belakang SMAN 1 Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (13/8/2025). Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Tulungagung mengingatkan, kebakaran karena pembakaran sampah meningkat di saat musim kemarau

Poin penting:

  • Damkarmat Tulungagung mencatat telah menangani 39 kejadian kebakaran sepanjang 2025
  • Pada bulan Agustus saja, 4 kebakaran disebabkan oleh pembakaran sampah di musim kemarau
  • Damkarmat Tulungagung mengimbau warga untuk mengawasi pembakaran sampah dan tidak meninggalkannya tanpa mematikan api.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Tulungagung telah menangani 39 kebakaran sejak Januari 2025. Jika dirata-rata, angka kebakaran sejumlah 5 kejadian setiap bulan.

Termasuk di Bulan Agustus 2025 ini, sudah ada 5 kejadian kebakaran.

“Kita masuk ke kemarau basah, tapi belakangan panasnya lebih panjang. Ini yang ikut memicu kebakaran,” jelas Kasi Operasional Dinas Damkarmat Tulungagung, Bambang Pidekso.

Lanjutnya, kondisi panas dan kering ternyata ikut mengubah perilaku masyarakat Tulungagung.

Banyak warga yang melakukan pembakaran sampah selepas tengah hari sampai sore hari.

Pembakaran sampah ini setidaknya telah menyebabkan 4 kebakaran dari 5 kejadian yang ditangani.

“Penyebab kebakaran di Bulan Agustus ini mayoritas karena pembakaran sampah. Ini yang selalu kami peringatkan setiap kali sosialisasi,” sambung Bambang.

Baca juga: Lokasi Produksi Juragan Sepet di Tulungagung Terbakar, Bukan Kejadian Pertama

Dua dari kebakaran karena sampah ini nyaris mengancam sekolah.

Pertama di SMPN 1 Ngantru karena pembakaran daun tebu kering, kedua di SMAN 1 Karangrejo karena pembakaran sampah daun bambu.

Dua kejadian lainnya di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut karena pembakaran sampah sabut kelapa dan di Desa Kauman, Kecamatan kauman pembakaran sampah di dekat tumpukan kayu.

Untuk mencegah kebakaran, Bambang menyarankan agar warga mengawasi pembakaran sampah di saat cuaca kering dan panas.

“Rata-rata kebakaran terjadi setelah bakar sampah, kemudian ditinggalkan. Kalau mau ditinggal, lebih baik apinya dimatikan,” tegas Bambang.

Jika cuaca terus panas, Bambang yakin kebakaran karena pembakaran sampah akan terus terjadi, selama perilaku masyarakat tidak diubah.

Halaman
12

Berita Terkini