Tidak hanya WBP, para pegawai lapas juga ikut memeriahkan dengan mengenakan pakaian adat Nusantara. Mulai dari busana adat Jawa, Bali, hingga Dayak, semua tampil menawan.
Kolaborasi kostum adat dengan kreasi unik WBP menciptakan suasana perayaan kemerdekaan yang semakin semarak dan berwarna.
Sorak-sorai penonton pun terus menggema sepanjang acara. Setiap peserta yang melangkah di atas panggung mendapat sambutan meriah, baik dari pegawai maupun sesama WBP.
Ekspresi percaya diri dan keceriaan peserta menjadi gambaran bahwa momen ini tidak hanya sekadar lomba, melainkan juga ruang kebersamaan.
Kalapas Kediri, Solichin, menyampaikan apresiasi penuh atas terselenggaranya kegiatan ini.
"Kreativitas warga binaan tidak pernah terpenjara. Justru melalui kegiatan positif seperti ini, mereka bisa menyalurkan ide, bakat, dan keterampilan secara konstruktif sekaligus menyemarakkan peringatan kemerdekaan," ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan semacam ini juga menjadi sarana pembinaan yang efektif.
"Kami ingin menanamkan nilai kebersamaan, kemandirian, sekaligus menguatkan rasa nasionalisme. Semangat kemerdekaan bisa dirasakan semua, termasuk warga binaan," tutur Solichin.
Dengan kemeriahan dan semangat kebangsaan yang tercipta, perayaan HUT RI ke-80 di Lapas Kediri tahun ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah pembinaan yang inspiratif.