TRIBUNJATIM.COM - Keluarga Huang Ping menuai sorotan lantaran kegigihannya mempertahankan rumah.
Keluarga Huang Ping, pemilik rumah di tengah jalan tol China, yang sempat menjadi sorotan dan perbincangan beberapa tahun ini akhirnya telah pindah.
Sebelumnya, mereka menolak pemberian kompensasi 1,6 juta Yuan atau setara Rp 3,6 miliar (kurs Rp 2.269) dari pemerintah setempat untuk pindah rumah seiring dengan adanya pembangunan jalan tol di Jinxi tersebut.
Dilansir TribunJatim.com dari Oddity Central via Kompas.com, Senin (25/8/2025), Huang Ping dan keluarga diketahui sudah meninggalkan rumahnya setelah jalan tol resmi dibuka pada April 2025.
Tidak diketahui pasti kapan keluarga itu pindah, tetapi orang-orang menyebut bahwa rumah dua lantai itu sudah ditumbuhi rumput liar dan jendela-jendelanya nya pecah pada bulan lalu.
Menyesal tolak uang pemerintah
Dihubungi oleh media berita lokal, pemilik rumah mengonfirmasi bahwa ia dan keluarganya telah meninggalkan properti tersebut karena kebisingan lalu lalang kendaraan dan rasa cemas.
Mereka memutuskan untuk menyewa rumah di kota terdekat, dan tidak tahu apa yang akan terjadi pada rumah lamanya.
Sekalipun rumah lama itu dihancurkan, Huang disebut hanya akan menerima sebagian kecil dari kompensasi yang awalnya ditawarkan kepadanya.
Baca juga: Wanita di Blitar Jadi Korban Begal di Hutan Jati Sutojayan Sepulang Kerja, Motor dan Tas Dirampas
Dikutip dari NetEase, mulanya sejak pembukaan jalan tol, keluarga Huang Ping masih mencoba bertahan tinggal di rumah dengan satu-satunya akses jalan keluar adalah pipa air yang gelap dan digenangi air.
Setelah bertahan selama beberapa bulan, keluarga ini akhirnya tidak tahan lagi dengan gangguan yang ada dan meninggalkan rumah di tengah jalan tol itu.
Bisingnya suara kendaraan disebut-sebut tidak membuat keluarga ini tinggal dengan nyaman. Terutama pada saat malam hari.
Sempat diberi uang ganti rugi fantastis
Sebelumnya, Huang dan keluarga tetap tinggal di rumah selama masa konstruksi. Debu berterbangan, suara tukang bising, serta getaran pekerjaan menghiasi kehidupannya sehari-hari.
Ia pun sempat mengungkapkan penyelesannya karena tidak menerima kompensasi dari pemerintah setempat.