Berita Viral

Deretan Pilu Kisah Jenazah yang Dibonceng Motor, ada yang Lewat Hutan Hingga Jalan Tanah

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH PILU - Viral jenazah di Gorontalo dibonceng pakai motor gegara akses jalan yang sangat rusak, Minggu (24/8/2025). Viral sejumlah momen pilu jenazah dibonceng menggunakan sepeda motor terjadi di beberapa daerah.

TRIBUNJATIM.COM - Simak deretan kisah pilu jenazah yang diangkut menggunakan kendaraan seadanya karena keterbatasan.

Mulai dari jenazah yang dibonceng menggunakan motor melintasi hutan, sampai kondisi jalan masih tanah.

Deretan peristiwa itu viral di media sosial.

Di antaranya, ada jenazah yang dibawa ke rumah duka melewati hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Utara (Sulut). 

Baca juga: Warga Bawa Jenazah Kakaknya Pakai Motor Tembus Hutan, Desa Tak Punya Fasilitas Kesehatan Memadai

Momen tersebut, terekam kamera dan diunggah di media sosial, Instagram.

Salah satu akun Instagram yang mengunggah kisah pilu tersebut, yakni @informasilimabanua.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Senin (25/8/2025),  video tersebut telah dilihat lebih dari 4 ribu kali. 

Dalam video, tampak seorang pria mengendarai motor. Dalam motor itu, terdapat sang pengemudi, satu orang yang sudah dikabarkan sudah meninggal di bagian tengah, serta satu orang lagi di bagian paling belakang.

Total satu motor dinaiki oleh tiga orang. 

Mereka melewati jalanan tanah berlumbur dan berlumbang. Terlihat pula sejumlah warga turut menjaga dan membantu pengendara yang membawa jenazah itu. 

Viral Jenazah Dibonceng Pakai Motor

1. Pria Bawa Mayat Kakaknya di Gorontalo 

Seorang warga Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, bernama Peo Samania, membawa mayat kakaknya yang baru meninggal di Rumah Sakit Toto, Bone Bolango.

Peo Samania membawa jenazah menggunakan sebuah sepeda motor yang telah dimodifikasi.

Kecamatan Pinogu terletak di tengah hutan (enclave) dan belum banyak fasilitas umum yang dibangun di daerah ini, termasuk rumah sakit. 

Oleh karena itu, warga yang membutuhkan rujukan rumah sakit harus dibawa ke luar kecamatan dengan menembus hutan.

Sementara itu, Rumah Sakit Toto merupakan rumah sakit khusus yang berfokus pada regenerative medicine dan transplantasi. Rumah sakit umum daerah ini, juga ada di Gorontalo.

Dikutip dari Kompas.com, perjalanan membawa jenazah ke rumah duka ini memakan waktu 5 jam tanpa fasilitas jalan yang memadai.

Jalan yang dilalui pun masih berupa tanah becek, yang sebagian sudah tergerus ban motor sehingga membentuk lubang dalam yang memanjang. 

“Kejadiannya kemarin. Yang meninggal masih saudara saya,” kata Wawan Thalib, salah seorang kerabat almarhum, Sabtu (23/8/2025). 

Wawan menjelaskan, almarhum Nandar Samania masih terbilang kemenakannya. 

Nandar dibawa ke RS Toto dari rumahnya di Desa Tilonggibila juga menggunakan kendaraan yang sama.

“Sempat dirawat empat hari di Rumah Sakit Toto,” kata Wawan. 

Namun, saat dalam perawatan, Nandar meninggal dunia. 

Dari RS Toto, jenazah Nandar dibawa menggunakan mobil ambulans hingga ke Desa Poduwoma.

Selanjutnya, jenazah dibonceng menggunakan motor melewati jembatan gantung oleh Peo Samania melalui Desa Tulabolo dan Tulabolo Timur sebelum masuk hutan taman nasional hingga ke Desa Tilonggibila di Kecamatan Pinogu.

“Saat dirujuk ke RS Toto dan dibawa pulang ke kampung di Kecamatan Pinogu dengan cara yang sama, yaitu dibonceng dengan motor ojek yang sudah dimodifikasi khusus,” jelas Wawan.

Wawan mengungkapkan, perjalanannya menembus hutan bukan perkara yang mudah.

Bahkan, setiap motor dipastikan membawa alat bengkel untuk berjaga-jaga jika terjadi kerusakan di hutan. 

Sebab, jalan yang dilalui bukan jalan aspal, melainkan jalan tanah yang selalu berair dan acap kali longsor.

“Perjalanan Peo Samania membawa jenazah kakaknya sempat menghadapi pohon tumbang, ini tidak mudah,” cerita Wawan. 

Peo Samania tak sendirian dalam perjalanan, ia didampingi sejumlah kerabatnya yang juga membawa motor masing-masing.  

Kejadian ini, rupanya bukan pertama kali bagi warga Kecamatan Pinogu. 

Sebelumnya, pernah ada orang yang berobat ke rumah sakit naik motor dan pulang dalam kondisi meninggal melalui jalan yang sama.

2. Jenazah Penyuluh KB Diangkut Pakai Motor di Donggala

Pada Kamis malam, 10 Juli 2025 lalu, seorang pria bernama Ariel  Sharon mengembuskan napas terakhir usai menjalankan tugas di Desa Palentuma, Kecamatan Pinembani, Donggala, Sulawesi Tengah.

Lantaran medan ekstrem dan tidak adanya akses kendaraan, jenazah Ariel terpaksa dibawa pakai motor. 

Ariel Sharon sebelumnya menjadi sorotan setelah video proses pengantaran jenazah menggunakan sepeda motor di wilayah pelosok Donggala viral.

Ariel Sharon merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) yang lahir di Palu, 31 Maret 1990 itu, 

Ia adalah putra dari pasangan Yanent Kristin Huma dan Elsi S Togero. Sosok sederhana yang tumbuh dalam lingkungan penuh nilai disiplin dan kepedulian.

Almarhum menempuh pendidikan dasar hingga menengah di sekolah Kristen di Kota Palu. 

Lulus dari SMA Kristen Advent Palu pada 2008, Ariel melanjutkan pendidikan ke Akademi Keperawatan BK Palu, dan lulus pada tahun 2014.

Perjalanan pengabdiannya sebagai penyuluh Keluarga Berencana (KB) dimulai sejak menjadi tenaga honorer di Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, pada 2016. 

Lantas, pada 1 Juli 2023, Ariel resmi diangkat sebagai ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkup BKKBN Sulawesi Tengah.

Ia menjabat sebagai Penyuluh Keluarga Berencana Terampil, golongan tujuh, dengan wilayah kerja yang berat: desa-desa terpencil di Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, daerah yang dikenal sulit diakses karena terbatasnya infrastruktur jalan dan kendaraan.

Namun, pada Juli 2025, ia mengembuskan napas terakhirnya.

Tubuh Ariel yang dibungkus kain jarik terlihat diletakkan tegak di jok belakang motor dengan batang kayu sebagai penyangga. Jenazah Ariel terpaksa dibonceng menggunakan motor.

Video yang memperlihatkan jenazah Ariel yang dibawa menggunakan motor pun viral di media sosial.

Dikutip dari TribunPalu.com, Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Pinembani, Kilwan, mengenang Ariel sebagai pribadi pendiam, penurut, dan sangat bertanggung jawab.

"Seberat apapun medannya, dia tidak pernah mengeluh. Hujan, panas, jauhnya jarak pun tetap dia berangkat," kata Kilwan, saat ditemui di rumah duka, Sabtu (12/7/2025). 

Menurutnya, Ariel adalah sosok andalan dalam tim kecil mereka. 

Ia tak hanya menjalankan tugas penyuluhan dan pelayanan KB, tetapi juga menjadi pengangkut logistik tim setiap kali mereka naik ke desa binaan. 

3. Viral Pengendara Motor Bonceng Jenazah di Jambi

Kisah pilu lainnya, dialami H Madek (75) seorang warga parit satu kelurahan Kampung Laut, Kecamatan Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

Pasalnya, jenazah Madek harus dibonceng menggunakan sepeda motor oleh keponakannya menuju kediamannya.

Saat itu, H Madek diketahui hendak diantar pulang oleh keluarganya setelah beberapa hari menghadiri keponakan di Simpang Kiri desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu.

Camat Mendahara, Ulu Sarjuna menyebut, almarhum merupakan warga Kampung Laut yang datang ke Desa Pematang Rahim dalam menghadiri pernikahan keponakannya.

"Kurang lebih almarhum itu sudah tiga minggu di Simpang Kiri, sampailah kemarin minta diantar pulang ke rumahnya."

"Diantarlah sama keponakannya yang bernama Syarifuddin dibonceng menggunakan sepeda motor dan dibelakanya diiringi keluarganya yang lain juga pakai sepeda motor," kata Sarjuna, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com, pada selasa (24/7).

Setelah melewati Simpang Garuda Kecamatan Sabak Barat, Almarhum H Madek terasa mau kencing, lalu keponakannya berhenti di rumah warga yang ada di pinggir jalan untuk menumpang buang air kecil.

"Setelah buang air kecil, ternyata kondisi H Madek lemas, sehingga keluarga yang mengantarnya pulang memutuskan untuk membonceng tiga, H Madek dengan posisi almarhum diapit di tengah-tengah," ujar Camat.

Setelah 15 menit melanjutkan perjalanan, ternyata H Madek mengembuskan napas terakhirnya di atas sepeda motor.

"Jadi dua orang ponakan yang mengantarkan ini panik, sehingga memutuskan untuk balik ke Simpang Kiri. Dalam perjalanan ke Simpang Kiri, tiba di Portal Desa Pandan Lagan Kecamatan Geragai, motor yang digunakan itu rusak, karena pandelnya putus."

"Tambah paniklah keponakan nya ini. Tak lama kemudian mobil patwal polisi lewat, lalu dua orang anak tersebut minta tolong diantarkan jenazah H Madek ke Simpang Kiri, Alhamdulillah dibantu oleh polisi sampai ke rumah duka," jelas Camat.

Selanjutnya, Almarhum dikebumikan di TPU simpang To'o desa Pematang Rahim, Kecematan Mendahara Ulu pada senin (23/7).

Sarjuna menyebut, pihaknya tidak mengetahui pasti mengenai riwayat penyakit almarhum, namun almarhum diketahui sedang sakit.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini