Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bisnis

Gelar Sarasehan & Business Matching, Dinas Koperasi Jatim Perkuat KDMP Lewat Branding dan Kolaborasi

Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur menggelar Sarasehan & Business Matching, Forum Koperasi Jawa Timur untuk memperkuat daya saing

Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
BERDAYAKAN KOPERASI - Sarasehan & Business Matching, Forum Koperasi Jawa Timur untuk memperkuat daya saing koperasi di era global yang digelar di Fave Hotel Sidoarjo, Senin (15/9/2025). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur menggelar Sarasehan & Business Matching, Forum Koperasi Jawa Timur untuk memperkuat daya saing koperasi di era global di Fave Hotel Sidoarjo, Senin (15/9/2025). 

Acara yang digelar sebagai rangkaian Hari Jadi Provinsi Jawa Timur oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur ini menghadirkan beberapa narasumber utama sekaligus. 

Narasumber itu adalah Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM dan Talenta Kementerian Koperasi, Siti Aedah, S.Pt,MP, lalu Asisten Deputi Kemitraan Kementerian Koperasi, Leonardi Pratama,SH, MP serta pakar komunikasi FISIP Unair, Dr. Suko Widodo dengan harapan dapat memperkuat ekosistem ekonomi kerakyatan berbasis kolaborasi, sehingga koperasi di jawa timur dapat bersinergi, tumbuh berkembang dengan baik. 

Siti Aedah menyampaikan jumlah koperasi aktif di Indonesia mencapai 216.419 koperasi dengan jumlah total anggota sebesar 31 juta anggota dengan dominasi dari jenis koperasi Konsumen 69,39 persen, Produsen 28,22 % . Jasa 10,098 %, Simpan Pinjam 19,06 %, dan Pemasaran 4,58 %. 

Baca juga: Kepala Dinas Koperasi Akui Peran BUMN Belum Maksimal di KDMP Tuban

Kebijakan Presiden saat ini memprioritaskan KDKMP sebagai agregator dengan strategi pengembangan melalui peningkatan kapasitas SDM KDKMP melalui pelatihan, magang, pelatihan pendamping KDKMP, dan kemitraan/ sinergi. 

Di tempat yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Dr. Endy Alim Abdi Nusa, S,IP, MM menyampaikan bahwa di Jawa Timur terdapat 8.494 KDKMP yang telah berbadan hukum. 

"99 % merupakan koperasi baru," terangnya. 

Masih kata Endy sebanyak 128 Koperasi Merah Putih ini mulai beroperasi. Dan 119 diantaranya telah memiliki gerai sembako. 

"Permasalahan permodalan menjadi yang utama, rata-rata permodalan sendiri KDKMP dibawah 2 juta sehingga untuk pengembangan usaha diperlukan permodalan lain. Sementara regulasi terkait pinjaman kepada HIMBARA sudah ada PMK No.49 Tahun 2025 tentang tata cara Pinjaman dalam rangka Pendanaan Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih serta PMK 63 Tahun 2025 tentang Penggunaan SAL, Permendes 10 Tahun 2025 serta Permendagri 13 Tahun 2015. Kami harapkan untuk segera dapat dieksekusi," tuturnya. 

"Pengajuan pembiayaan baru dapat dilakukan, akan tetapi beberapa pengurus/ pengawas terkena BI checking”, tambahnya 

Leonardi Pratama yang hadir secara daring menyampaikan bahwa visi KDKMP adalah membuat bahan pokok menjadi murah/terjangkau. 

Sehingga masyarakat desa bisa meningkatkan produktivitas dan dapat keluar dari garis kemiskinan. Total penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 mencapai 24,06 juta orang (8,57?ri total penduduk). 

"Fasilitasi penjualan hasil desa melalui pergudangan dan transportasi logistik terintegrasi dengan jejaring usaha koperasi dan kemitraan dengan BUMN, BUMD. Dan swasta gerasi gudang, logistik, koperasi sekunder kabupaten. Memberikan akses modal produktif untuk warga desa (gerai simpan pinjam)," tuturnya. 

Senada Dosen Departemen Komunikasi, FISIP, Universitas Airlangga, Dr. Suko Widodo memaparkan jika di banyak desa, koperasi dulu adalah tumpuan harapan. 

Dari sanalah petani bisa meminjam pupuk, nelayan membeli perahu, atau ibu rumah tangga menyekolahkan anak. 

"Koperasi bukan sekadar lembaga keuangan, melainkan wajah solidaritas yang nyata. Namun kini, peran itu makin tergeser. Bank digital, fintech, hingga e-commerce hadir dengan layanan cepat dan praktis," kata dia. 

"Pertanyaannya: mengapa lembaga yang begitu diagungkan dalam Pasal 33 UUD 1945 justru kehilangan panggungnya? Jawaban singkatnya adalah branding," tegas Suko. 

Menurut Suko, koperasi gagal menampilkan diri sebagai entitas yang kredibel, modern, dan relevan. Padahal dalam dunia ekonomi berbasis reputasi, branding bukan sekadar aksesori, melainkan penentu keberlangsungan.  

"Tanpa branding yang kuat, koperasi hanya akan terdengar dalam pidato, tapi tak lagi terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat," cetusnya. 

Suko menambahkan branding koperasi harus berakar pada tiga hal: identitas kolektif yang menegaskan kebersamaan, reputasi berbasis kepercayaan karena koperasi mengelola dana anggota, dan nilai tambah kompetitif yang membedakannya dari bank maupun fintech. 

"Branding tidak bisa hanya lahir dari niat baik. Ia menuntut dasar berupa riset. Koperasi perlu tahu bagaimana publik memandangnya: apakah masih relevan atau dianggap usang. Riset anggota penting dilakukan, sebab suara merekalah yang menentukan arah organisasi," lanjut Suko. 

"Tanpa mendengar aspirasi anggota, koperasi terjebak dalam birokrasi internal. Riset kompetitif juga harus dilakukan agar koperasi memahami posisi dibandingkan dengan bank digital atau fintech. Dan riset tren digital mutlak diperlukan, sebab tanpa transformasi teknologi koperasi hanya menjadi penonton dalam arus perubahan. Riset inilah yang seharusnya menjadi dasar brand positioning koperasi, bukan sekadar simbol atau jargon," pungkasnya. 

Business matching digelar dengan mempertemukan antara BUMN, Koperasi dengan skala KUK III dan IV, Dinas Koperasi kabupaten/kota se jawa timur, serta koperasi produksi yang berpotensi. 

Seperti penuturan Sawaludin Susanto, S.H selaku Manager Bisnis Perum Bulog Kanwil Jatim, dimana saat ini sudah ada 116 lebih bermitra dengan bulog dengan yang sudah bertransaksi 60 KDKMP, lainnya dikarenakan permasalahan modal. Bulog memberikan kesempatan KDMP untuk penyaluran produk bulog dengan registrasi ke Bulog terdekat.  

Lalu Koperasi Agro Niaga Jabung KAN Jabung dari Malang) juga telah memulai kemitraaan dengan suplai hijauan berupa pakan hijauan. Kemitraaan berupa pertanian jagung dan koperasi yang akan membeli seluruh hasil panen.  

Pengembangan produk buah-buahan, ayam, telur dan frozen food, ini yang coba dimitrakan dengan KDKMP. 

Dengan Kolaborasi antar koperasi dan badan usaha mitra strategis diharapkan simbiosis mutualisme dapat terjalin, untuk selanjutnya pola-pola kerjasama tersebut dapat diangkat dalam forum yang lebih besar

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved