Tak Hanya Pameran, Karya Siswa SMK Jatim Laris Manis di Ajang Fashion Internasional
Puluhan busana rancangan murid SMK Jawa Timur sukses memikat perhatian dalam ajang Internasional Centrestage ke-10
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Puluhan busana rancangan murid SMK Jawa Timur sukses memikat perhatian dalam ajang internasional Centrestage ke-10: Asia’s Fashion Spotlight, sebuah festival fashion bergengsi yang mempertemukan desainer Asia dengan pasar global.
Sebelas SMK dari berbagai penjuru Jawa Timur ikut serta dalam momen bersejarah ini.
Di antaranya SMKN 3 Kota Malang, SMKN 1 Buduran Sidoarjo, SMKN 3 Kediri, SMKN 2 Boyolangu Tulungagung, SMKN 1 Donorojo Pacitan, SMKN 1 Turen Malang, SMKN 3 Blitar, SMKN 1 Wonoasri Madiun, SMKN 6 Surabaya, SMKN 2 Lumajang, hingga SMKN 8 Surabaya.
Mereka menggandeng industri tekstil Kekean Wastra Gallery sebagai mitra strategis untuk membawa karya ke panggung dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, mengaku bangga atas keikutsertaan SMK Jatim dalam Centrestage yang menjadi langkah strategis untuk mengekspose karya anak bangsa ke level internasional.
“Selama ini karya SMK kita dikenal di tingkat nasional. Kini, melalui Centrestage, kita membuktikan bahwa pelajar Jawa Timur juga mampu bersaing di panggung internasional,” ujar Aries, Senin (8/9/2025).
Dalam ajang yang berlangsung 3–6 September 2025 itu, siswa tak hanya mempersembahkan koleksi busana dan aksesori.
Bagi Aries Agung Paewai, capaian ini adalah pembuktian dari konsep teaching factory yang diterapkan SMK Jatim. Pendidikan vokasi tidak berhenti di ruang kelas, melainkan langsung terkoneksi dengan dunia industri nyata.
“Tentu ini bukan akhir, tapi awal perjalanan panjang SMK Jatim menuju level internasional. Kami ingin siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga mengalami langsung bagaimana industri global bekerja,” tegas Aries.
Meski begitu, ia tak menutup mata terhadap sejumlah catatan. Keterbatasan jumlah koleksi karena aturan bagasi dan ukuran busana yang masih menyesuaikan standar Asia, menjadi bahan evaluasi.
“Ke depan, anak-anak akan mengembangkan ukuran busana yang lebih universal. Ini penting agar bisa menjangkau pasar Eropa maupun Amerika,” tambahnya.
Lebih jauh, Aries mendorong pembentukan asosiasi SMK Tata Busana, galeri fashion SMK Jatim, hingga program upskilling bagi guru tata busana.
Menurutnya, langkah-langkah ini penting agar mutu pendidikan vokasi semakin terarah, dan karya siswa benar-benar siap bersaing di kancah internasional.
Kepala SMKN 3 Malang, Vivi Afianty mengungkapkan para siswa juga belajar banyak dari seminar bisnis fashion, sesi pameran, hingga berjejaring langsung dengan buyer global dan desainer ternama.
Beberapa karya bahkan langsung terjual, sementara sejumlah lainnya mendapat pesanan baru.
"Total transaksi mencapai Rp98,65 juta, terdiri dari 62 busana, 20 kain, dan 24 aksesori. Pesanan baru juga ada untuk 25 model busana, 10 jenis kain, serta 14 aksesori dari industri fashion Hong Kong,"pungkasnya
Terlanjur Bayar Rp26 Juta, Pria Sampang Tertipu Beli Motor Murah di Facebook, Warga Berdatangan |
![]() |
---|
Muhamad Said Ditetapkan sebagai Ketua PKS Jombang, Pasang Target Lipat Gandakan Kursi di 2029 |
![]() |
---|
Janji Beli Daun Sirsak Rp 3000 Per Lembar, Warga Malah Buat Murtiningsih Rugi Rp 1,5 Juta |
![]() |
---|
Usai Dilantik, Frimainto Utomo Tegaskan PKS Surabaya Siap Bersinergi dengan Pemkot |
![]() |
---|
Sosok Raja Juli, Menteri Kehutanan Main Domino dengan Azis Wellang Eks Tersangka Pembalakan Liar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.