Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Isak Tangis Keluarga Sambut Jenazah Haikal Korban Ponpes Al Khoziny, Dimakamkan di Samping Ayahnya

Satu diantara puluhan santri Ponpes Al Khoziny yang menjadi korban ambruknya bangunan pesantren diantaranya asal Lamongan

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
HAIKAL DIMAKAMAN - Haikal santri asal Lamongan  adalah satu diantara puluhan korban ambruknya ponpes Al Khoziny. Haikal kebumikan di desa kelahirannya, Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Lamongan, Rabu (8/10/2025) pagi. 

Poin Penting:

  • Korban: Ghifari Haikal Nur (17), santri kelas 3 Aliyah dari Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Lamongan.
  • Pemakaman: Dilakukan pada Rabu (8/10/2025) pagi di pemakaman desa, berdampingan dengan makam almarhum ayahnya.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Satu diantara puluhan santri Ponpes Al Khoziny yang menjadi korban ambruknya bangunan pesantren diantaranya asal Lamongan.

Korban bernama Ghifari Haikal Nur (17) asal Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan telah dimakamkan keluarganya di pemakaman desa, Rabu (8/10/2025) pagi.

Pemakaman korban di Ponpes Al Khoziny ini berdampingan dengan liang lahat bapaknya yang meninggal empat tahun lalu.

Santri yang bercita-cita menjadi ulama ini diserahkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara kepada keluarga pada Rabu (8/10/2025) dan tak lama langsung dimakamkan.

Baca juga: Firasat Adik Santri Sebelum Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menangis Minta Kakaknya Segera Pulang

Meski tetap sedih, ibu korban Sundari tetap tegar. Menurut Sundari, Haikal merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara.

Haikal duduk di kelas tiga Aliyah di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Haikal adalah anak pendiam yang bercita-cita ingin menjadi ulama besar.

Bahkan, setelah lulus Madrasah Aliyah,  Haikal berencana akan tetap bertahan menuntut ilmu melanjutkan kuliah di Pondok Pesantren Al Khoziny.

"Cita-citae dados ulama," ungkap Sundari, Rabu (8/10/2025).

Sundari mengaku bisa menerima takdir anaknya yang mendahuluinya akibat musibah ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.

Ia menceritakan, sebelum kejadian,  Sundari mengaku tak ada firasat apapun. Bahkan ia masih sempat komunikasi sebelum insiden, jika Haikal ingin agar bisa segera liburan sekolah.

Obrolan dengan putranya pun bukan menjadi lambang atau firasat apapun. Percakapannya sebagai hal yang wajar dan biasa-biasa saja.

"Jadi tidak ada firasat apa-apa," katanya.

Baca juga: Sosok Lora Moh Ubaidillah, Putra Kiai Ponpes di Blega yang Jadi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Namun tragedi itu terjadi, keluarga korban baru mendapat informasi terkait keadaan Haikal pada Selasa malam. Dan Haikal cocok dengan DNA  ibunya yang sudah diambil sampelnya pada hari ke lima pasca kejadian.

Keluarga korban belum siap mengambil korban pada Selasa malam kemarin. Dan  akhirnya Haikal baru diambil keluarga pada Rabu pagi.

Kerabat dan tetangga korban menyabut kedatangan korban, seperti umumnya saat ada kematian.

Setelah sampai di kampung halaman, jenazah  korban kemudian disholati di masjid desa setempat dan di lanjutkan dimakamkan di pemakaman keluarga yang tak jauh dari rumah almarhum ayahanda Haikal. Inna Lillahi Wainna Ilaihi Roojiun.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved