Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tradisi Grebeg Maulid di Kepuhkembeng Jombang, Warga Semringah Berebut Perabotan Rumah Tangga

Usai sholawat dan tahlil, warga Jombang langsung menyerbu perabotan rumah tangga yang digantung di sekeliling masjid. 

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Anggit Puji Widodo
MAULID NABI MUHAMMAD - Momen saat warga berebut perabotan rumah yang digantung usai kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Sabilal Muttaqin, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025) malam. Acara maulid dibalut kegiatan unik, rebutan perabotan rumah.  

Poin Penting:

  • Tradisi Grebeg Maulid mewarnai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jombang.
  • Usai sholawat dan tahlil, warga langsung menyerbu perabotan rumah tangga yang digantung di sekeliling masjid. 
  • Di balik rebutan perabotan itu, tersimpan makna yang mendalam. Bahwa mencintai Rasul tak melulu diwujudkan dengan cara yang berat.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Halaman Masjid Sabilal Muttaqin di Dusun Jajar, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025) malam tak ubahnya seperti pasar rakyat. 

Ratusan warga berdesakan, tertawa, berteriak, bahkan ada yang meloncat kegirangan.

Semua larut dalam Tradisi Grebeg Maulid, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang selalu dinanti setiap tahun.

Berbeda dengan pengajian pada umumnya, peringatan Maulid di masjid ini dibalut dengan cara yang unik.

Usai sholawat dan tahlil, warga langsung menyerbu perabotan rumah tangga yang digantung di sekeliling masjid. 

Ada sendok, piring, baskom, hanger, sabun, tas, sembako, bahkan sayuran segar dan buah-buahan.

Semua diperebutkan dengan wajah semringah.

Alhamdulillah, saya dapat baskom, tas, sama hanger,” ucap Fauzan, seorang jemaah. 

Baginya, rebutan perabotan rumah ini bukan soal nilainya, melainkan rasa kebersamaan yang membuat acara ini selalu dirindukan.

Fauziah, ibu muda yang datang bersama putrinya, membawa pulang sebungkus jajanan dan sabun cuci piring.

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi di Dukuh Sambiroto Singget Jawa Tengah, Dzikir Bersama dan Seruan Jogo Tonggo

Namun, ia tetap terlihat puas.

“Anakku senang sekali, jadi saya juga ikut bahagia. Rasanya dekat sekali dengan nabi,” ujarnya. 

Di sisi lain, Munir berdiri tanpa membawa apapun.

Meski tak kebagian barang, ia tetap tersenyum lebar.

“Saya memang nggak dapat. Tapi lihat orang-orang tertawa dan bahagia itu rasanya sudah cukup,” katanya. 

Sebelum hiruk pikuk itu terjadi, suasana tampak begitu khidmat.

Grup Banjari Semut Abang membuka acara dengan sholawat penuh semangat, lalu disusul lantunan tahlil dan pengajian.

Hening, penuh kekhusyukan. Namun, begitu doa ditutup, halaman masjid seketika berubah jadi arena riuh penuh keceriaan.

Ketua Takmir Masjid Sabilal Muttaqin, M Imron, mengatakan, Grebeg Maulid lebih dari sekadar bagi-bagi barang.

Tradisi ini adalah ungkapan syukur dan cinta kepada Rasulullah.

“Yang penting semua gembira. Kita rayakan kelahiran nabi dengan sukacita, tapi tetap ada nilai ibadah dan kebersamaan,” jelasnya saat dikonfirmasi di lokasi. 

Di balik rebutan perabotan itu, tersimpan makna yang mendalam. Bahwa mencintai Rasul tak melulu diwujudkan dengan cara yang berat.

Bagi warga Kepuhkembeng, rasa cinta itu bisa hadir lewat tradisi sederhana yang menghadirkan kebahagiaan, mempererat silaturahmi, dan menanamkan nilai akhlakul karimah

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved