Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cicipi Kopi Tebu Megaluh Jombang Ditemani Angin dan Suara Burung yang Ciptakan Pengalaman Unik

Cicipi kopi tebu Megaluh Jombang ditemani angin sepoi-sepoi persawahan dan suara burung yang menciptakan pengalaman unik.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo
KOPI TEBU MEGALUH - Inayah saat membuat racikan kopi Tebuireng di warung sederhananya di pinggir sawah Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Sabtu (4/10/2025). Segelas kopi tebu ala Inayah hanya dibanderol Rp 5.000.  

Poin Penting:

  • Kopi tebu wajib dicoba saat berkunjung ke Megaluh Jombang.
  • Awalnya, Inayah sang pemilik kopi tebu hanya ingin menghabiskan stok tebu hasil kebun keluarga.

  • Namun teryata kopi tebu buatannya banyak yang suka.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sebuah warung kecil berdiri sederhana di tengah hamparan sawah. 

Dari luar tampak biasa, namun siapa sangka dari gubuk ini lahir sebuah minuman unik yang mulai dikenal banyak orang, kopi tebu.

Di balik racikan manis alami tebu dan aroma kopi ini, ada cerita seorang perempuan desa bernama Inayah.

Awalnya, Inayah hanya ingin menghabiskan stok tebu hasil kebun keluarga.

Suaminya yang sehari-hari bertani tebu sering membawa pulang hasil panen dalam jumlah banyak. 

“Dari pada mubazir, saya coba rebus air tebunya, lalu iseng saya campur bubuk kopi. Tidak nyangka, ternyata enak. Waktu itu yang pertama coba adalah tetangga.” ucap Inayah saat dikonfirmasi pada Sabtu (4/10/2025).

Seiring waktu, kabar tentang minuman unik itu menyebar.

Orang-orang mulai berdatangan, penasaran ingin mencoba.

Bersama sang suami, Inayah pun memberanikan diri membuka warung kecil di tepi sawah. 

Tak ada modal besar, hanya meja kayu, beberapa kursi sederhana, dan ketulusan menyajikan minuman hasil kreativitas sendiri.

Kini, setiap hari Inayah mampu menjual hingga 50 gelas kopi tebu seharga Rp 5.000.

Pembelinya bukan hanya warga sekitar, tetapi juga dari luar Jombang.

“Ada yang sengaja datang dari Mojokerto atau Lamongan. Katanya penasaran, kok ada kopi campur tebu,” ujarnya.

Baca juga: Becek Mentok Mawot Mbak Win, Kuliner Pedas Legendaris di Tuban yang Wajib Dicoba

Di balik kesederhanaan usahanya, Inayah mengaku ada rasa haru setiap kali melihat pengunjung menikmati kopi tebu buatannya.

Baginya, setiap gelas bukan hanya sekadar minuman, melainkan juga doa agar rezeki keluarganya terus mengalir dari tanah yang mereka rawat.

“Kalau lihat orang duduk di sini sambil  ngopi, saya ikut senang. Rasanya seperti hasil kerja keras sawah suami ada yang menghargai,” ungkapnya.

Tak jarang, pengunjung merasa suasana warung Inayah lebih menenangkan dari pada kafe di kota.

Angin yang bertiup dari persawahan, suara burung, hingga aroma kopi tebu hangat, menciptakan pengalaman yang sulit digantikan mesin kopi modern.

Kini, Inayah dan suami bermimpi kopi tebu bisa menjadi ikon kuliner Megaluh.

Mereka ingin menunjukkan bahwa dari desa pun, bisa lahir inovasi yang bernilai ekonomi sekaligus membawa nama daerah.

“Kalau orang ke Jombang, mudah-mudahan bisa bilang, jangan lupa mampir ke Megaluh, cobain kopi tebu,” pungkasnya.

Segelas kopi tebu mungkin terlihat sederhana. Namun bagi Inayah dan keluarganya, ia adalah simbol cinta.

Cinta pada tanah, pada tradisi, dan pada usaha kecil yang mereka jalani bersama.

Dari situlah manisnya hidup bermula, dari sawah, dari keluarga, lalu sampai ke lidah siapa saja yang sudi mencicipinya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved