Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Curhat Tukang Sol yang Lapaknya Dijarah saat Demo Rusuh, Sepatu Pelanggan Hilang: Ganti dengan Apa?

Curhat tukang sol sepatu di Purwokerto bingung ganti barang pelangan yang dijarah perusuh demo: rasanya campur aduk.

Editor: Hefty Suud
KOLASE TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI
DEMO RUSUH - Rochmat tukang sol sepatu di Alun-alun Purwokerto curhat alami kerugian gegara demo rusuh. Bingung ganti sepatu pelanggan yang hilang di lapaknya. 

TRIBUNJATIM.COM - Demo memprotes kebijakan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), meninggalkan kisah pilu bagi beberapa masyarakat. 

Ada yang harus menanggung kerugian karena demo besar-besaran tersebut. 

Untuk diketahui, Warga Negara Indonesia memang sedang murka atas gaji dan tunjangan DPR RI

Sebab di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit, tunjangan DPR RI malah naik. 

Masyarakat di berbagai daerah pun protes menolak kenaikan gaji dan tunjangan tersebut, bahkan menyuarakan pembubaran DPR RI

Sayangnya, demo ini pun berdampak negatif.

Sebab muncul perusuh di tengah warga yang tengah melakukan unjuk rasa. 

Perusuh di tengah demo ini merusak hingga menjarah barang-barang sipil atau warga negara biasa. 

Dampak negatif dari demo besar-besaran ini salah satunya dirasakan tukang sol sepatu di alun-alun Purwokerto, Jawa Tengah

Tukang sol sepatu bernama Rochmat (65) dan Idris (63) kehilangan sepatu pelanggan yang baru dijahit raib dijarah perusuh demo di kompleks Pendopo Si Panji Purwokerto pada Sabtu (30/8/2025).

Rochmat dan Idris kebingungan untuk mengganti sepatu pelanggan yang dijarah. 

Mereka mengaku tak memiliki cukup uang untuk mengganti sepatu milik pelanggan itu. 

"Sepatu ini memang dagangan saya, tapi teman saya yang punya pelanggan juga dijarah." 

"Rasanya campur aduk," ujarnya kepada Tribunjateng.com, di sudut Alun-alun Purwokerto, Minggu (31/8/2025).

Cerita yang sama datang dari Idris, sahabat dan sesama tukang sol yang sudah 39 tahun bekerja di bawah pohon beringin itu. 

Baca juga: Suasana Mencekam Demo di Gedung Grahadi Surabaya, Massa Bakar 6 Motor, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Tangannya gemetar saat menunjuk bekas lapak yang kini kosong. 

Tak ada yang tersisa alat sol, bangku, sepatu-sepatu milik pelanggan, semuanya hilang.

"Biasanya saya dan teman-teman menitip barang di sekitar kantor Pemkab Banyumas." 

"Sebelumnya aman-aman saja."

"Nggak pernah kebayang bakal ada demo besar yang akhirnya rusuh itu," ucap Idris. 

Yang paling membuat hatinya hancur, bukan hanya kehilangan alat kerja, tapi hilangnya kepercayaan. 

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Kantor DPRD Kabupaten Kediri Dijarah - Sejarah Gedung Grahadi yang Dibakar Massa

Tiga pasang sepatu pelanggan yang sedang diperbaiki turut lenyap digondol massa.

"Saya bingung kalau ada pelanggan datang menanyakan sepatunya." 

"Mau ganti juga dengan apa?"

"Saya kerja harian, untuk makan saja pas-pasan," tuturnya. 

Idris dan Rochmat adalah sedikit dari banyak korban tak terlihat dalam kisruh demo Sabtu (30/8/2025). 

DIJARAH MASSA - Rochmat tukang sol sepatu di Alun-alun Purwokerto berkisah kehilangan semua sepatu milik pelanggan yang sedang digarapnya, Minggu (31/8/2025). Sepatu yang ada di lapaknya secara brutal dijarah massa, yang demo pada Sabtu (30/8/2025) siang.
DIJARAH MASSA - Rochmat tukang sol sepatu di Alun-alun Purwokerto berkisah kehilangan semua sepatu milik pelanggan yang sedang digarapnya, Minggu (31/8/2025). Sepatu yang ada di lapaknya secara brutal dijarah massa, yang demo pada Sabtu (30/8/2025) siang. (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

Sementara di Surabaya, Endah (65) masih tampak gemetar ketika berdiri di depan puing-puing Polsek Tegalsari, Minggu (30/8/2025). 

Sehari-hari ia berjualan rujak cingur di kantin samping kantor polisi itu. 

Kini, warung sederhana yang menjadi sumber hidupnya ludes tak bersisa.

Endah mengetahui Polsek dibakar sekitar pukul 01.00. Dari rumahnya yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari kantor polisi, dia terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara ledakan bertubi-tubi.  

Baca juga: 3 Poin Penting Pernyataan Presiden Prabowo Terkait Demo DPR RI, Termasuk Pencabutan Tunjangan

Rasa penasaran mendorongnya keluar rumah.

"Saya keluar api waktu besar. Ada tujuh stand di sana, warung saya yang pertama disasar api,” katanya. Endah hanya bisa menatap tanpa daya.

“Saya cuma ngelus dada, mbatin Ya Allah, Ya Allah,” ucapnya.

Harta berharganya, termasuk dua BPKB sepeda motor yang ia simpan di laci warung, ikut menjadi abu. 

Yang tersisa hanyalah bau asap menyengat. 

JADI SASARAN - Endah saat ditemui menceritakan detik-detik warungnya di samping Polsek Tegalsari jadi sasaran amuk massa. TribunJatim.com/Tony Hermawan dan Habiburrahman
JADI SASARAN - Endah saat ditemui menceritakan detik-detik warungnya di samping Polsek Tegalsari jadi sasaran amuk massa. TribunJatim.com/Tony Hermawan dan Habiburrahman (Kolase Tribun Jatim)

Padahal sehari-hari warung rujaknya sering ramai jadi jujukan makan siang pegawai-pegawai kantor sekitaran Jalan Tunjungan.

Bangunan Polsek Tegalsari yang juga berstatus cagar budaya itu kini tinggal arang dan dinding hangus. Sebelum api membesar, warga sempat melihat massa masuk dan menjarah barang-barang dari dalam. 

"Setelah kebakaran pagi harinya banyak masyarakat memunguti besi dan kuningan bekas terbakar,” tutur seorang warga.

Luqman, warga lain, menyebut api mulai terlihat sekitar pukul 00.23. Ia mengaku Surabaya benar-benar mencekam malam itu. 

Bahkan sebelum Polsek Tegalsari terbakar, insiden serupa juga terjadi di Gedung Grahadi.

"Saya menyaksikan sendiri waktu rusuh itu ada massa menghadang mobil Damkar di Jalan Simpang Dukuh.

Ada massa yang sampai naik ke atas truk Damkar nyegah biar tidak segera melakukan evakuasi," ucapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved