Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Janji Kampanye Biayai Sekolah Anak Ditagih Pasutri Difabel, Dedi Mulyadi Akui Lupa: Saya Lalai

Mendapati difabel yang menagih janji kampanye tersebut, akhirnya Dedi Mulyadi memberikan respons.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/dedimulyadi71
JANJI KAMPANYE DITAGIH - Tangkapan layar unggahan akun Instagram @dedimulyadi17, Sabtu (6/9/2025). Pasutri difabel tagih janji kampanye Dedi Mulyadi untuk membiayai sekolah anaknya. 

TRIBUNJATIM.COM - Janji kampanye Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ditagih pasangan suami istri (pasutri) penyandang disabilitas atau difabel, belum lama ini.

Lewat video, mereka menyinggung janji kampanye Dedi Mulyadi jika terpilih jadi Gubernur Jawa Barat akan memberikan biaya sekolah untuk anak-anaknya.

Lewat sebuah video, istri dari difabel yang juga penyandang tunanetra, Silvia, menjelaskan janji Dedi Mulyadi tersebut.

Baca juga: Diadukan Jenderal TNI ke Polisi, Ferry Irwandi Bantah Kabur: Ide Itu Tidak Akan Bisa Dipenjara

Diketahui Silvia tinggal di Rusunawa Sadang Serang, Kota Bandung, bersama kedua anaknya.

Silvia menceritakan, pada akhir tahun 2024 lalu, suaminya bertemu dengan Dedi Mulyadi pada acara debat di Kota Cirebon.

Saat itu, Dedi Mulyadi menggelar kampanye sebagai calon Gubernur Jawa Barat saat pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.

Silvia mengatakan, saat bertemu suaminya, Dedi Mulyadi sempat berjanji jika terpilih jadi Gubernur Jabar.

"Saat itu beliau berjanji jika terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat, beliau akan membantu kami untuk membiayai sekolah kedua anak kami," ujar Silvia.

Namun, setelah Dedi Mulyadi menduduki jabatan Gubernur Jawa Barat, ternyata janji tersebut belum kunjung diterimanya.

Mendapati difabel yang menagih janji tersebut, akhirnya Dedi Mulyadi memberikan respons sembari minta maaf.

Video tersebut diunggah langsung di Instagram pribadi Dedi Mulyadi, sekaligus menjawab keluhan difabel tersebut, Sabtu (6/9/2025).

"Buat bapak Ade dan Eceu mohon maaf kalau saya lalai," ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dikutip dari Tribun Jabar.

Kemudian, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa ia tak bermaksud lupa akan janjinya.

Pria yang akrab disapa KDM ini menjelaskan bahwa dirinya sudah mengutus stafnya untuk menghubungi Ade beberapa kali.

Dedi mengatakan, saat itu, stafnya meminta rekening, namun sulit didapatnya.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat diwawancarai di Pusdai, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025). Pasangan suami istri penyandang disabilitas atau difabel kini menagih janji kampanye Dedi Mulyadi, sang Gubernur Jabar minta maaf dan langsung transfer.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat diwawancarai di Pusdai, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025). Pasangan suami istri penyandang disabilitas atau difabel kini menagih janji kampanye Dedi Mulyadi, sang Gubernur Jabar minta maaf dan langsung transfer. (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)

Meski begitu, kini Dedi mengatakan, pihaknya sudah menerima nomor rekening tersebut.

Dedi Mulyadi pun menampilkan bukti transfer senilai Rp10 juta yang sudah dikirim ke rekening Ade Rohmat.

Kemudian, Dedi Mulyadi menjelaskan, anak Ade sekolah baru masuk dua bulan yang lalu saat tahun ajaran baru.

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa uang Rp10 juta tersebut akan dia kirim per tahun selama anaknya sekolah selama tiga tahun.

"Jadi belum terlambat, saya sudah kirim uang untuk bekal anak bapak selama setahun, jadi saya punya utang untuk dua tahun ke depan," jelas Dedi.

"Kalau dikirim sekaligus, nanti uangnya takut habis," tandasnya.

Dedi Mulyadi pun berterima kasih sekaligus kembali minta maaf atas keterlambatan dan kelalaiannya.

Baca juga: Tilap Uang Makan Paskibra Rp59 Juta, Pejabat Bawa Kabur Hasil Korupsi, Disimpan di Jok Motor

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mendapatkan lemparan dari massa pendemo.

Hal itu terjadi ketika Dedi Mulyadi menemui massa aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025) malam.

Pada momen itu, Dedi Mulyadi memberikan reaksi setelah mendapat lemparan dari massa.

Menurut pria yang akrab disapa KDM itu, dirinya melihat hal itu bukan sebagai lemparan.

"Saya tidak melihatnya sebagai lemparan, tapi sebagai belaian kasih sayang," ujar Dedi Mulyadi dalam video yang dibagikannya di akun Instagram pribadinya, Sabtu (30/8/2025).

"Kita yakin, Jawa Barat, Indonesia adalah tempat tinggal kita bersama," imbuhnya.

TEMUI MASSA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi temui massa pendemo di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025) malam.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, temui massa pendemo di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025) malam. (Dok Staf Gubernur)

Unjuk rasa yang digelar oleh gabungan mahasiswa, pengemudi ojek online, dan warga Kota Bandung berlangsung sejak sore hingga malam.

Massa awalnya berkumpul di depan Gedung DPRD Jawa Barat.

Namun, situasi memanas setelah upaya massa merangsek masuk dengan merusak pagar besi gedung.

Aparat menembakkan gas air mata hingga massa tercerai-berai ke sejumlah titik di Jalan Diponegoro, Cilamaya, dan Trunojoyo.

Kericuhan makin meluas.

Satu unit rumah aset milik MPR RI yang berada di persimpangan Jalan Diponegoro dan Cilamaya hangus terbakar setelah dilempari batu dan dirusak massa berbaju hitam.

Mobil dinas dan beberapa fasilitas umum lainnya juga tak luput dari amukan.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Namun, asap hitam pekat sempat mengepul dari rumah peninggalan era Wakil Gubernur Jawa Barat di masa Gubernur Nuriana itu.

Baca juga: Sindiran Anak Menkeu Purbaya Yudhi ke Sri Mulyani Disorot, Singgung Soal Masyarakat Miskin

Dedi Mulyadi, yang datang sekitar pukul 19.50 WIB dengan pengawalan aparat, sempat berdialog langsung dengan para pendemo.

Ia mengakui ada rasa kecewa dan marah yang dialami masyarakat, terutama setelah tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tewas dalam aksi di Jakarta.

Meski begitu, Dedi Mulyadi mengajak masyarakat untuk tetap tertib dalam menyampaikan aspirasi.

"Saya memahami ada rasa kecewa, rasa benci, rasa jengkel pada diri sahabatku semua, sehingga seluruh kekecewaan itu dilampiaskan dalam unjuk rasa."

"Tetapi, jangan sampai dilampiaskan dengan merusak fasilitas umum, menjarah, atau membakar gedung bersejarah," kata Dedi Mulyadi dalam unggahan lain di media sosialnya.

Ia menegaskan bahwa tindakan anarkis justru akan merugikan masyarakat sendiri dan mengabaikan nilai sejarah yang harus dijaga bersama.

Mantan Bupati Purwakarta ini mengakui, pemerintah Jawa Barat belum sepenuhnya mampu memenuhi harapan warganya.

Ia pun menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan tersebut.

"Saya juga memahami bahwa kami belum bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jawa Barat. Mari kita jaga kota dan provinsi kita bersama-sama," ucapnya.

Dedi meminta masyarakat tidak melibatkan kelompok yang hanya ingin berbuat rusuh, apalagi melibatkan pelajar di bawah umur.

"Mohon mari kita jaga lingkungan kita masing-masing, menjaga keharmonisan seluruh kota di Jawa Barat," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved