Berita Viral
Kepsek Klarifikasi usai Diprotes Siswa Soal Infak Hingga Pembangunan yang Mangkrak
Siswa SMAN 14 Kota Bekasi yang menggelar protes terkait pembangunan yang mangkrak hingga soal infak. Sedangkan masjid baru mangkrak.
TRIBUNJATIM.COM - Viral siswa SMAN 14 Kota Bekasi yang menggelar protes terkait pembangunan yang mangkrak hingga soal infak.
Aksi siswa tersebut kemudian viral di media sosial.
Para siswa itu juga mempertanyakan soal alasan kenapa masjid lama dibongkar.
Sedangkan masjid baru yang dibangun sejak 2023 belum selesai hingga kini.
Baca juga: Jeritan Siswa SMK saat Sekolahnya Ambruk, Atap Sisa Rangka Bangunan: Kayak Mimpi
“Sehingga sampai detik ini kami tidak mempunyai tempat untuk beribadah,” demikian tertulis dalam keterangan video tersebut.
Diunggahan itu juga disebutkan bahwa pembangunan masjid terhenti setelah Dedi Mulyadi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Adapun aksi protes itu terjadi setelah upacara bendera pada Senin (8/9/2025).
Siswa SMAN 14 Kota Bekasi itu menunut transparansi dana sekaligus mempertanyakan pembangunan masjid yang tidak kunjung rampung.
Salah satu siswa, Mahardika Rafi (17), mengatakan protes tersebut difasilitasi oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk menyampaikan aspirasi para pelajar.
“Masjid belakang sudah dibongkar dan di depan ini kan masih dalam pengerjaan. Jadi kami menanyakan alasannya kenapa masjid belakang belum jadi, masjid belakang sudah dibongkar?” ujar Rafi yang juga anggota OSIS, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, sebenarnya sekolah sudah memiliki masjid di bagian belakang.
Akan tetapi, bangunan itu dibongkar dan kemudian diganti dengan pembangunan masjid baru di halaman depan sekolah.
Hingga kini, proyek tersebut belum selesai.
Kemudian selain pembangunan masjid, siswa juga menuntut transparansi dana infak yang dikumpulkan sejak 2023.
“Kami ingin meminta transparansi dana dari anggaran masjid, karena dari tahun 2023 itu kami sudah dimintakan infak, itu tidak dipatok nominalnya, jadi seikhlasnya. Kami minta transparansinya,” jelasnya.
Ia mengatakan, siswa juga mempertanyakan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kami ingin menanyakan pengalokasian dana BOS-nya ini untuk kegiatan-kegiatan apa saja,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi sarana dan prasarana sekolah masih jauh dari layak.
Beberapa bangku hingga komputer yang digunakan untuk pembelajaran tidak memadai.
“Karena yang kami rasakan dari salah satu alokasi dana BOS ini kan sarana-prasarana. Itu yang kami rasakan masih banyak yang menurut kami kurang memadai,” imbuhnya.
Klarifikasi Kepsek SMAN 14 Kota Bekasi
Kepala SMAN 14 Kota Bekasi, Suwono buka suara setelah aksi protes siswanya.
Suwono menerangkan, masjid lama yang berada di halaman belakang sekolah terpaksa dibongkar karena lahannya dipakai untuk pembangunan enam ruang kelas baru.
Suwono mengatakan, sekolah kekurangan ruang kelas.
Adapun rencana pembangunan di halaman depan ditolak Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Saat ini, baru ada dua kelas yang sedang dikerjakan.
“Ternyata setelah diukur, itu masjidnya kena, jadi mau tidak mau harus dibongkar,” kata Suwono ketika ditemui di sekolah, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Kompas.com.
Pembangunan masjid terhambat dana
Suwono menuturkan, pihak seklah sempat berencana membangun masjid baru di halaman depan.
Akan tetapi hingga kini, sejak dimulai pada 2023, pembangunan belum rampung karena keterbatasan dana.
“Masalah dana, itu kan sumbangan ya, maksudnya itu sumbangan enggak bisa dari pemerintah. Diperoleh misal dari orangtua atau CSR,” jelasnya.
Menurutnya, total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid mencapai Rp 4,6 miliar.
Akan tetapi hingga kini, dana yang terkumpul baru sekitar Rp 300 juta dan hanya cukup untuk membangun pondasi serta tiang.
Sambil menunggu pembangunan selesai, siswa sementara melaksanakan ibadah di kelas masing-masing.
“Kalau anak-anak (beribadah) di kelas, salatnya di kelas bergantian, karena di kelas itu di belakang masih ada space dan setiap anak kan sepatu dan sendalnya tidak boleh masuk kelas, jadi sudah bersih,” tutur Suwono.
Klarifikasi soal infak
Merespons tuntutan siswa terkait infak, Suwono menegaskan, iuran itu bersifat sukarela, bukan pungutan liar.
"Sehingga tidak dibebankan dan tidak dipatok berapa. Ada yang satu kelas itu Rp 20.000, ada yang Rp 8.000. Bervariasi. Jadi kami selama ini itu adalah menerima sumbangan yang sukarela bukan yang dipaksa,” ujarnya.
Selain masalah masjid, Suwono mengakui sekolah masih kekurangan belajar.
Dengan total 1.380 siswa yang terbagi dalam 30 kelas, pihak sekolah masih membutuhkan enam ruang tambahan.
“Saat ini punya 30 kelas dengan total siswa 1.380. Namun ternyata dibutuhkan lagi enam kelas. Ya, sementara ini kami pakai ruangan aula, ruangan Lab IPA, UKS,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Tangis Naura Siswi Sekolah Rakyat di Pelukan Bupati Banyuwangi, Rindu Rumah dan Ibu |
![]() |
---|
Mampir ke Kos Teman, Dena Kaget Lihat Motornya Raib di Parkiran, Digondol Remaja Butuh Uang |
![]() |
---|
Sawari Buruh Harian Sumringah Diberi Kaki Palsu, Dibawa Sendiri oleh Kapolda Lewati Gang Sempit |
![]() |
---|
Ketua RW Kaget Wapres Gibran Datangi Kampungnya, Disuguhi Jajanan Ala Pos Ronda |
![]() |
---|
Imbas Anak Menkeu Purbaya Sebut Sri Mulyani Agen CIA, Yudo Sadewa Kini Dilarang Main Instagram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.