Berita Viral
Menu MBG di Banyumas Cuma Roti dan Kacang Kulit Godog, Ramai Disebut Snack Ketimbang Makan Sehat
Program MBG yang dilaksanakan di Banyumas belakangan menjadi sorotan lantaran menunya yang tak disangka-sangka.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Ada pemandangan foto yang tak biasa dari menu MBG yang diberikan di Banyumas, Jawa Tengah.
MBG di Kabupaten Banyumas akhirnya mengundang perbincangan lantaran menu yang memperlihatkan kondisi tidak layak.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, jadi perbincangan hangat publik setelah foto menu yang dianggap tak layak untuk siswa sekolah dasar beredar luas di media sosial.
Foto itu memperlihatkan sajian sederhana berupa sepotong roti, kacang rebus, beberapa butir kelengkeng, dan susu kotak.
Menu tersebut lantas dianggap oleh netizen tidak jauh berbeda dari snack atau makanan ringan yang dijual di pasaran.
Berawal dari sebuah unggahan di Facebook memperlihatkan isi kotak MBG untuk siswa di Desa Sokawera dan Gununglurah, Kecamatan Cilongok.
Menu tersebut dianggap terlalu sederhana untuk program pemerintah yang digadang-gadang mendukung gizi anak sekolah.
Foto itu cepat menyebar, memicu ratusan komentar hingga akhirnya masuk pemberitaan media nasional.
Unggahan foto tidak hanya dibanjiri komentar, tetapi juga menandai akun resmi Bupati Banyumas serta dinas terkait.
Banyak warganet mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah dalam mengawasi jalannya program.
Baca juga: Sebut 4000 Siswa Sudah Keracunan MBG, Guntur Romli Minta Program Dievaluasi: Pemerintah Harus Serius
Bahkan ada yang menyindir, makanan itu lebih cocok disebut “bekal ringan” daripada “makan bergizi gratis”.
Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Banyumas, Taryono, turun langsung ke lapangan.
Ia memastikan bahwa menu yang beredar memang benar diberikan kepada siswa.
Klarifikasi ini sekaligus mengonfirmasi keresahan masyarakat, bukan sekadar isu atau manipulasi di media sosial.
Taryono menyebut bahwa persoalan menu MBG bukan kali pertama dipermasalahkan.
Sebelumnya, sekolah, kepala desa, hingga orang tua murid juga kerap mengeluhkan menu yang dinilai tidak sesuai standar gizi.
Artinya, problem ini bukan peristiwa tunggal, melainkan sudah menjadi pola berulang yang belum terselesaikan.
Meski diakui banyak komplain, Taryono tidak bisa memastikan sejak kapan menu bermasalah ini berlangsung.
Ia hanya mendapat informasi bahwa hal tersebut sudah cukup lama terjadi dan berulang di beberapa titik, sehingga menimbulkan pertanyaan publik soal lemahnya pengawasan program.
Baca juga: Pemkab Mojokerto Salurkan 90 Tangki Air Bersih untuk Atasi Krisis Kekeringan di Tiga Desa
Menurut Taryono, tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan MBG berada di Badan Gizi Nasional melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Disdik Banyumas hanya berperan sebagai pemantau di lapangan.
Hal ini menunjukkan bahwa daerah tidak punya banyak ruang untuk mengubah menu, meski menu yang dibagikan diprotes masyarakat.
Baca juga: Disdik Bangkalan Imbau Tolak Menu MBG Tak Layak, SPPG Bantah Lauk Basi: Hanya Sausnya Sedikit Masam
Menanggapi polemik yang semakin besar, pihak SPPG akhirnya memutuskan menghentikan sementara distribusi MBG di Kecamatan Cilongok.
Penghentian ini dilakukan selama sehari penuh agar ada waktu untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas makanan yang akan diberikan berikutnya.
Selama masa jeda, tim dari SPPG bersama Disdik akan meninjau kembali standar gizi, variasi menu, serta kebersihan makanan.
Evaluasi ini diharapkan mampu menghasilkan perbaikan, sehingga kasus menu seadanya berupa roti dan kacang rebus tidak kembali terulang.

Taryono menegaskan, pemerintah daerah tetap mendukung program MBG karena tujuannya mulia, yakni meningkatkan gizi anak sekolah.
Ia berharap setelah evaluasi, program bisa berjalan kembali dengan menu yang lebih bergizi dan layak konsumsi.
Pemantauan rutin juga akan terus dilakukan agar tidak ada lagi keluhan dari masyarakat.

Fenomena ini mengundang reaksi beragam dari masyarakat.
Ada yang kecewa, ada pula yang menyindir dengan candaan.
Tidak sedikit warganet membandingkan menu MBG dengan makanan populer seperti nasi padang atau batagor.
Seakan ingin menekankan bahwa program seharusnya memberikan makanan yang lebih mengenyangkan, bergizi, dan bervariasi, bukan sekadar camilan ringan.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Penerima Bansos Terindikasi Main Judol ada yang Ngaku TNI-Polri, Dokter Hingga DPR: 600.000 Rekening |
![]() |
---|
Halangi Mobil Ambulans, Pengemudi Innova Ditarik Sopir Suruh Lihat Kondisi Pasien, Kini Minta Maaf |
![]() |
---|
Sebut 4000 Siswa Sudah Keracunan MBG, Guntur Romli Minta Program Dievaluasi: Pemerintah Harus Serius |
![]() |
---|
Warga Kadung Percaya Kades untuk Balik Nama Sertifikat Tanah, Uang Rp96 Juta Lenyap Ditipu Eks PNS |
![]() |
---|
Viral Orang Malas Mandi Disebut Tanda Gangguan Jiwa, Benarkah? ini Penjelasan Psikolog |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.