Berita Viral
Ortu Geram Anak Ditampar & Ditendang saat Orientasi Anggota Baru Pecinta Alam, Laporkan Senior
Anggota baru Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus ditampar dan ditendang senior saat orientasi.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Rekaman video anggota baru Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus ditampar dan ditendang senior saat orientasi, viral di media sosial (medsos).
Diketahui, video viral ini awalnya dibagikan ke akun Facebook Nourdiana Aronde Akbar.
Imbas viralnya video tersebut, akun Instagram Himpasus pun diserang netizen.
Baca juga: Anak Penjual Ikan Keliling Masuk Sekolah Rakyat, Ingin Jadi Pelayar: Supaya Ibu Tidak Kerja Lagi
Diketahui, orientasi ini digelar oleh Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Penganiayaan ini pertama kali dikuak oleh salah satu orang tua dari anggota baru yang mengikuti orientasi tersebut.
Dalam video yang dibagikan tersebut, terlihat anggota baru yang laki-laki menggunakan celana hitam panjang, memakai topi dan tanpa mengenakan baju.
Terlihat senior pecinta alam yang seorang perempuan berbicara dengan anggota baru menggunakan bahasa daerahnya.
Tak lama kemudian, wanita tersebut menampar anggota baru, lalu di bagian dadanya ditendang oleh senior tersebut.
Anggota baru hanya diam dan tak bisa mengelak.
Kemudian di video lain, senior laki-laki menampar wanita yang merupakan anggota baru.
Dalam video tersebut, terlihat senior laki-laki menampar wanita tersebut.
Terlihat wanita tersebut yang menahan tangis karena sakit.
Video ini pun viral dan menuai reaksi dari netizen.
Nourdiana Aronde Akbar merupakan salah satu orang tua yang anaknya turut menjadi korban penganiayaan saat orientasi.
Geram karena anaknya dianiaya oleh senior, Nourdiana pun mengunggah kondisi anaknya.

Dalam unggahannya ini, terlihat sang anak mengalami luka lebam akibat penganiayaan yang dilakukan senior.
Tak tahan sang anak diperlakukan seperti itu oleh seniornya, akhirnya Nourdiana melaporkan kejadian ini ke Polres Bitung.
Menurut informasi yang beredar, mulanya anak Nourdiana Aronde Akbar minta izin untuk mengikuti kegiatan mendaki gunung yang digelar oleh organisai pecinta alam tersbut.
Adapun kegiatan mendaki gunung dimulai dari hari Jumat sampai Minggu.
Namun begitu sang anak pulang, Nourdiana Aronde Akbar begitu syok karena mendapatkan wajah sang anak lebam.
Meski sang anak awalnya tak mengaku jika sang senior melakukan penganiayaan, namun pada akhirnya anak mengaku dan jujur kepada Nourdiana Aronde Akbar.
Baca juga: Protes Kena Asap Dapur Tetangganya, Pria Emosi Sambil Bawa Celurit, Korban Kini Pindah Rumah
Menilik dari akun Instagram @himpasus, terlihat banyak netizen yang menyerang akun tersebut.
'Emang alumni kalian sudah jadi orang hebat di negeri ini??' tulis akun dld****.
'Kenapa harus tampar dan tendang? Fungsinya apa? Biar bagaimana? Di alam hewan memang tampar dan tendang manusia?' tulis akun @del****.
'itu yang tampar-tampar sok keras kali wkwk, disuruh Rappelling dan ascending gua yakin ga bakal bisa itu di tebing kalau pendidikan,' tulis akun @rs****.
'Saya aja yang salah satu anggota organisasi pecinta alam tertua di Batam aja,ga pernah di gitukan pas diksar dan pas mendiksar,,,aneh2; aja,' tulis akun @ans****.
Kasus ini pun sudah dilaporkan oleh pihak kepolisian.
Hal ini disampaikan oleh Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai, yang mengkonfirmasi terkait viralnya aksi kekerasan dalam komunitas pecinta alam Bitung.
Kegiatan orientasi ini terjadi pada 26-28 September 2025, dalam rangka pendidikan dasar.
Ketika selesai melaksanakan pengenalan pendidikan dasar dan pelatihan, senior melakukan 'tradisi' melatih fisik.
"Jadi mereka merekrut pelajar baru dengan tujuan memberikan pelatihan dasar."
"Baik itu peta kompas, berbivak, dan bertahan di alam bebas, pada kegiatan ini ada semacam tradisi yaitu pemberian syal ketika pelatihan itu selesai dilatih," ungkap Albert, dilansir dari tayangan tvOneNews, Kamis, (2/10/2025).
Kegiatan orientasi ini dilakukan oleh komunitas pecinta alam di salah satu SMA di Kota Bitung.
"Ada enam orang dalam kegiatan pendidikan dasar tersebut. Namun, sampai saat ini baru satu orang tua yang melaporkan kepada kita di Polres Bitung pada tanggal 1 Oktober kemarin," kata Albert.
Baca juga: Siswi Meninggal Dunia Gejalanya Keracunan, Kepala Puskesmas: Pulang Sekolah Baru Ngeluh Mual
Dikatakan Albert, di akhir kegiatan pelatihan memang ternyata ada kegiatan yang sifatnya kekerasan.
Salah satu dari orang tua korban mengetahui wajah anaknya seperti mendapat kekerasan.
"Hanya saja ketika saat pengakhiran dari kegiatan pelatihan ini, ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya kekerasan baik itu menampar wajah, kemudian ada yang menendang tubuh, dan ini yang menjadi masalah ketika pelajar ini pulang ada temuan bagi orang tuanya," sambungnya.
Albert menyebut, kegiatan kekerasan ini sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak lama.
"Dari hasil investigasi kita rupanya kegiatan ini sudah berlangsung dari tahun 2018, jadi sudah ada lima angkatan yang direkrut."
"Namun, tidak semua melakukan pemukulan, ada yang hanya menyalam, tapi ada juga beberapa yang melakukan penamparan," katanya.
Kegiatan ini juga merupakan kegiatan dari luar sekolah.
"Kita tidak minta keterangan (sekolah), karena ini kegiatan di luar sekolah, ini murni hanya kegiatan himpunan kelompok saja, jadi tidak ada kaitannya dengan sekolah," ujar Albert.

Pihaknya akan memeriksa lima anggota baru yang turut menjadi korban dalam aksi kekerasan tersebut.
"Kita akan tetap melakukan pemeriksaan terhadap lima orang pelajar lainnya yang ada di SMA selevel yang ada di Kota Belitung," terangnya.
Saat ini, pihak kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku yang terlibat dalam video tersebut.
"Ini kita akan proses dan akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan perbuatan mereka dan posisi mereka menjadi terlapor atau tersangka nantinya."
"Kita akan terapkan Undang-undang Perlindungan Anak Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002."
"Kemungkinan akan diterapkan Pasal 80 ayat 1 yaitu pasal penganiayaan," tandasnya.
Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus
Kota Bitung
AKBP Albert Zai
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Fakta di Balik Menkeu Purbaya Viral Makan Siang Ayam Penyet Sambel Ijo di Warung Kaki Lima |
![]() |
---|
Ngadiyem Huni Gubuk Reyot Nyaris Ambruk Saat Ketua DPRD Wilayahnya Dapat Tunjangan Rumah Rp42,6 Juta |
![]() |
---|
Kesaksian Ali Korban Selamat Ponpes Al Khoziny Ambruk saat Salat Ashar, Warga Mulai Cium Bau Anyir |
![]() |
---|
Sesali Ucapan 'Orang Tolol Sedunia', Ahmad Sahroni Janji Jadi Pribadi yang Berbeda: Pelajaran |
![]() |
---|
6 Fakta Pasutri Open BO di Rumah Selama 3 Bulan, Suami Jaga Anak saat Istri Layani Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.