Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jalani Transplantasi Hati Babi, Lansia Hanya Bertahan Hidup 171 Hari, Keluarga Telanjur Setuju

Seorang pria hanya hidup 171 hari setelah menerima donor hati babi. Peristiwa ini terjadi di China.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
THINKSTOCKS
DONOR HATI BABI - Foto ilustrasi. Seorang pria berusia 71 tahun di China menerima donor hati babi hasil rekayasa genetik pada Mei 2024 dan bertahan hidup hanya 171 hari setelah prosedur tersebut dilakukan. 

Dokter Lin Wang dari Xijing Hospital di Fourth Military Medical University di Xi’an, yang memimpin tim transplantasi, mengatakan bahwa pasien masih menjalani pemantauan intensif di rumah sakit untuk memastikan keberhasilan jangka panjang transplantasi ini.

Tim peneliti yang sama juga melaporkan sebuah eksperimen penanaman hati babi ke dalam tubuh manusia yang mengalami mati otak.

Dalam eksperimen tersebut, para ilmuwan mengubah babi secara genetik sehingga organ mereka lebih mirip manusia dengan harapan dapat mengurangi kekurangan transplantasi.

Setelah berhasil dengan ginjal babi, Wang sedang mengembangkan eksperimen berikutnya dengan melakukan pencangkokan hati babi pada manusia.

Timnya melaporkan pada hari Rabu di jurnal Nature bahwa hati babi yang ditransplantasikan ke orang yang mati otak dapat bertahan selama 10 hari, tanpa tanda-tanda awal penolakan.

Dia menambahkan, hati babi menghasilkan empedu dan albumin, yang penting untuk fungsi organ dasar, meskipun tidak sebanyak hati manusia.

“Kami menemukan bahwa hati babi dapat sedikit berfungsi pada manusia,” kata Wang. 

Baca juga: Angka Pasien GGK Naik, Siloam Hospitals ASRI Laksanakan Lebih dari 450 Prosedur Transplantasi Ginjal

Rumah sakit lain di China dilaporkan melakukan transplantasi hati babi ke pasien yang masih hidup tahun lalu setelah hatinya harus diangkat akibat terkena kanker.

Sementara di AS pada 2024, ahli bedah di University of Pennsylvania mencoba upaya menempelkan hati babi secara eksternal ke tubuh manusia yang mati otak untuk menyaring darah, seperti dialisis untuk ginjal yang gagal.

Hingga saat ini, pengembang babi AS eGenesis sedang mempelajari pendekatan itu. 

Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi rekayasa genetika untuk membuat organ babi lebih mirip dengan organ manusia guna mengurangi risiko penolakan. 

Dengan meningkatnya permintaan donor organ dan keterbatasan pasokan organ manusia, xenotransplantasi dapat menjadi solusi medis yang revolusioner di masa depan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved