Berita Viral
Jalani Transplantasi Hati Babi, Lansia Hanya Bertahan Hidup 171 Hari, Keluarga Telanjur Setuju
Seorang pria hanya hidup 171 hari setelah menerima donor hati babi. Peristiwa ini terjadi di China.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria hanya hidup 171 hari setelah menerima donor hati babi.
Pria lanjut usia atau lansia di China itu berusia 71 tahun.
Prosedur tranplantasi hati yang dijalaninya ditangani oleh para dokter di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui, China.
Tim dokter menggunakan organ hati dari seekor babi kloningan berusia 11 bulan yang telah mengalami 10 kali penyuntingan gen untuk mengurangi kemungkinan infeksi.
Dokter juga memberikan obat kepada pasien untuk menekan sistem imunnya sehingga tubuhnya tidak menolak organ transplantasi yang masuk.
Dilansir dari The New Yok Times, Kamis (9/10/2025) via Kompas.com, pria tersebut merupakan pasien sirosis yang berkaitan dengan Hepatitis B serta tumor besar di lobus kanan hatinya.
Umumnya, dokter akan mengangkat sebagian hati yang rusak melalui prosedur pembedahan.
Namun menurut tim dokter, sisa hati yang akan dimiliki pria tersebut terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.
Ketika nyeri perutnya semakin parah dan tumor berisiko pecah, dokter tidak menemukan kecocokan jaringan hati anggota keluarga dengan pria tersebut.
Akhirnya, transplantasi menggunakan hati babi tersebut disepakati dokter dan keluarga.
Setelah operasi selesai, transplantasi tampak berhasil karena hati babi langsung memerah dan empedu mulai berfungsi dengan baik.
Baca juga: Pasien Kaget Kakinya Tak Ada usai Operasi Amputasi Jari, Keluarga Tuntut RS, Dinkes: Katanya Legowo
Hingga hari ke-10 pascaoperasi, tidak ada tanda-tanda penolakan dari tubuh pasien dan organ hati menunjukkan peningkatan fungsi.
Namun, mulai hari ke-25, jantung pasien mulai menunjukkan inflamasi dan pria tersebut mengalami mikroangiopati trombotik, yaitu ketika gumpalan darah mikroskopis merusak pembuluh darah kecil dan organ.
Lalu, tekanan darah pasien anjlok dan detak jantungnya meningkat walau hatinya masih berfungsi dengan baik.
Dokter mengangkat organ babi dari tubuh pria tersebut pada hari ke-38.
Setelahnya, hati pria tersebut masih berfungsi normal hingga ia mengalami pendarahan saluran cerna bagian atas di hari ke-135.
Pasien tersebut akhirnya meninggal karena pendarahan pada hari ke-171 setelah menjalani prosedur implantasi organ hati babi.
Baca juga: Sosok Dokter Tan Shot Yen Kritik Menu MBG dan Soroti Peran Ahli Gizi: Mereka Ditanya Gak Ngerti
Salah seorang dari tim dokter dan presiden RS, Dr. Beicheng Sun mengungkapkan bahwa transplantasi hati menggunakan organ hewan memiliki tantangan tersendiri.
"Semua orang selalu berkata, 'oh, hati terlalu rumit untuk ditransplantasikan dibandingkan dengan jantung atau ginjal'," ujar Sun, dikutip dari CNN, Kamis (9/10/2025).
Diketahui, para ilmuwan telah berhasil mentransplantasikan ginjal dan jantung babi kloning ke manusia, ke pasien mati otak.
Namun, para ahli memiliki beberapa kekhawatiran tentang apakah hati merupakan kandidat yang cocok untuk prosedur yang sama.
Berbeda dengan jantung dan ginjal yang memiliki fungsi lebih sempit, hati lebih rumit untuk digantikan dengan organ babi karena ukurannya yang besar.
Organ hati juga memiliki suplai darah ganda dan beragam fungsi, termasuk menyaring darah, membuang racun berbahaya, dan juga memproses nutrisi.
Selain itu, hati juga berperan dalam pembekuan darah, mengatur gula darah, hingga mendetoksifikasi zat berbahaya seperti alkohol dan obat-obatan.
Tahun lalu, para dokter di Penn Medicine berhasil melakukan perfusi hati eksternal pertama di dunia menggunakan organ babi hasil rekayasa genetika.
Prosedur tersebut dilakukan dengan mengalirkan darah pasien mati otak melalui hati babi agar ke luar tubuh pasien. Dalam kasus itu, pasien tidak mengalami peradangan dalam 72 jam.
Adapun transplantasi hati babi pada 2024 lalu ini diterbitkan dalam Jurnal Hepatology pada Kamis (9/10/2025) atas persetujuan keluarga pasien.
Sementara itu pada awal tahun 2025, seorang pasien wanita berusia 69 tahun, yang menderita gagal ginjal sejak 8 tahun terakhir, kini hidup dengan ginjal babi hasil rekayasa genetika.
Keberhasilan ini menjadikannya orang ketiga di dunia yang menerima transplantasi organ dari hewan setelah dua orang sebelumnya melakukan transplantasi ginjal babi di Amerika Serikat.
Setelah hampir tiga minggu setelah operasi, pasien asal China ini dilaporkan dalam kondisi sangat baik dan ginjalnya berfungsi dengan normal.
Baca juga: Cita-cita Dokter Tak Tercapai, Wanita Sragen Lulusan SMA Jadi Gadungan, Tipu Pasien Rp500 Juta
Dokter Lin Wang dari Xijing Hospital di Fourth Military Medical University di Xi’an, yang memimpin tim transplantasi, mengatakan bahwa pasien masih menjalani pemantauan intensif di rumah sakit untuk memastikan keberhasilan jangka panjang transplantasi ini.
Tim peneliti yang sama juga melaporkan sebuah eksperimen penanaman hati babi ke dalam tubuh manusia yang mengalami mati otak.
Dalam eksperimen tersebut, para ilmuwan mengubah babi secara genetik sehingga organ mereka lebih mirip manusia dengan harapan dapat mengurangi kekurangan transplantasi.
Setelah berhasil dengan ginjal babi, Wang sedang mengembangkan eksperimen berikutnya dengan melakukan pencangkokan hati babi pada manusia.
Timnya melaporkan pada hari Rabu di jurnal Nature bahwa hati babi yang ditransplantasikan ke orang yang mati otak dapat bertahan selama 10 hari, tanpa tanda-tanda awal penolakan.
Dia menambahkan, hati babi menghasilkan empedu dan albumin, yang penting untuk fungsi organ dasar, meskipun tidak sebanyak hati manusia.
“Kami menemukan bahwa hati babi dapat sedikit berfungsi pada manusia,” kata Wang.
Baca juga: Angka Pasien GGK Naik, Siloam Hospitals ASRI Laksanakan Lebih dari 450 Prosedur Transplantasi Ginjal
Rumah sakit lain di China dilaporkan melakukan transplantasi hati babi ke pasien yang masih hidup tahun lalu setelah hatinya harus diangkat akibat terkena kanker.
Sementara di AS pada 2024, ahli bedah di University of Pennsylvania mencoba upaya menempelkan hati babi secara eksternal ke tubuh manusia yang mati otak untuk menyaring darah, seperti dialisis untuk ginjal yang gagal.
Hingga saat ini, pengembang babi AS eGenesis sedang mempelajari pendekatan itu.
Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi rekayasa genetika untuk membuat organ babi lebih mirip dengan organ manusia guna mengurangi risiko penolakan.
Dengan meningkatnya permintaan donor organ dan keterbatasan pasokan organ manusia, xenotransplantasi dapat menjadi solusi medis yang revolusioner di masa depan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
hidup 171 hari setelah menerima donor hati babi
transplantasi hati
China
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Ngamuk Tak Dituruti Teman Kencan, Pria ini Lakukan Aksi Nekat di Apartemen, Sempat Memaksa |
![]() |
---|
Imbas Malu dengan Tetangga usai Diteriaki, Pria Nekat Lempar Bata ke Kepala Istri |
![]() |
---|
Tangis Nanda Guru SMAN Gagal Ujian Profesi karena Listrik Padam, 30 Menit Terakhir Jaringan Putus |
![]() |
---|
Tangis Ibu Dina, Putrinya Dihabisi Heryanto dan Jasadnya Dibuang ke Sungai Citarum: Ganti Nyawa Dia |
![]() |
---|
Bendahara Santai Tilap Dana Desa Rp 1 Miliar, Kades Kaget Saldo Kas Terkuras Habis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.