Hidupi 6 Anak Sendirian usai Ditinggal Pergi Suami, Ibu Kerja Ngamen saat Malam, Tinggal di Bunker
Arsy ditinggal suami tanpa kabar dengan enam orang anak yang harus ia besarkan sendirian.
Ringkasan Berita:
- Seorang ibu enam orang anak bernama Arsy harus berjuang sendiri dalam menafkahi karena ditinggal oleh suaminya.
- Arsy dan keenam anaknya tinggal di sebuah bunker di ruko yang disulap menjadi kos‑kosan kumuh dan lembab.
- Ia hidup dari menjadi pengamen saat malam hari.
TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu enam orang anak bernama Arsy harus berjuang sendiri karena ditinggal oleh suaminya.
Arsy ditinggalkan oleh suaminya tanpa kabar dengan enam orang anak yang harus ia besarkan sendirian.
Baca juga: Sadar Diomeli di TikTok, Purbaya Janjikan Solusi Jitu Buat Pedagang Thrifting: Industri Mati
Akibat tak mampu membesarkan anaknya sendirian, Arsy harus mengalami kondisi anak yang stunting atau kurang gizi karena keterbatasan biaya.
Tempat tinggal yang dihuni oleh Arsy dan keenam anaknya juga sangat memprihatinkan.
Sebuah bunker di ruko yang disulap menjadi kos‑kosan tersebut tampak kumuh dan lembap.
Ukurannya hanya sekitar 4x4 meter.
Dalam ruang yang pengap dan sempit tersebut, perempuan bernama Arsy bersama enam anaknya menjalani hari‑hari mereka.
Tempat tidur, kompor, tempat menyimpan pakaian, hingga kamar mandi menyatu tanpa sekat dalam satu ruangan.
Udara di luar lembap tanpa sirkulasi, membuat ruangan semakin panas di siang hari dan lembap saat hujan turun.
Dua anaknya masih balita, satu berusia empat bulan dan satu tahun, dan anak kelima mengalami stunting karena kekurangan gizi.
Untuk menghidupi anak‑anaknya, Arsy bekerja sebagai pengamen di jalanan Banda Aceh, berpindah dari kafe ke kafe dan warung kopi (warkop).
Hasil mengamen ia gunakan untuk kebutuhan sehari‑hari dan membayar sewa kamar kos.
"Kalau tidak ngamen, kami tidak makan. Tapi saya tak bisa keluar siang, karena harus jaga bayi dan anak-anak," tutur Arsyi, melansir Serambinews.com.
Arsy bercerita, ia hanya bisa mengamen malam hari setelah salat Isya hingga dini hari.
Lantaran di siang hari ia harus merawat bayi berusia empat bulan dan satu tahun, serta mengurus anak‑anak lainnya, termasuk antar‑jemput anak sulung ke sekolah.
Untuk antar jemput anak dan pergi mengamen, ia meminjam sepeda motor pengelola kos.
Dari hasil mengamen, ia bisa mendapat Rp150.000 hingga Rp200.000 per malam.
Sebagian ia sisihkan untuk membayar tetangga yang menjaga anak‑anaknya, biasanya Rp30.000 hingga Rp50.000 per hari, dan sisanya untuk makan serta sewa kamar.
Meski hidup dalam keterbatasan dan di tengah gemerlap Kota Banda Aceh, Arsy tetap tegar bersama anak‑anaknya.
Ia sudah pasrah menerima keadaan meski harus bekerja mengamen di lingkungan yang kumuh.
Anak‑anaknya tetap ia sekolahkan agar mendapatkan pendidikan.
Anak sulungnya yang berusia 12 tahun kini duduk di kelas enam SD.
Sementara anak kelima yang berusia satu tahun mengalami kondisi stunting dan membutuhkan perhatian khusus.
Baca juga: Siswi SMA Nekat Jual Foto Tak Senonoh ke Guru Seharga Rp30 Ribu, Pemerhati Ungkap Banyak Kasus HIV
Kisah pilu Arsy pertama kali diketahui publik setelah seorang selebgram, Herlin Kenza, mengunggah momen saat dirinya mengajak keluarga tersebut menyantap makanan di outlet ternama di Banda Aceh.
Kisah tersebut menarik perhatian Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST.
Tersentuh oleh kondisi Arsy, ia datang mengunjungi kediaman keluarga itu pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Irwansyah datang sambil membawa sejumlah kebutuhan sembako serta makanan bergizi untuk anak‑anak Arsy.
Ia juga mengganti kasur lama yang sudah usang dengan empat kasur baru agar anak‑anak bisa tidur lebih nyaman, meskipun di kamar yang sempit dan tanpa ventilasi.
"Saya tidak bisa membayangkan mereka tidur di ruang sempit tanpa ventilasi. Ini bukan hanya soal bantuan, tapi soal kemanusiaan," ujar Irwansyah saat itu.
Saat mengunjungi keluarga Arsy, Irwansyah juga mengajak pihak pemerintah, mulai dari camat, keuchik, kepala dinas sosial, hingga kepala dinas PUPR.
Politisi Muda PKS ini bahkan menghubungi Baitul Mal dan Dinas Kesehatan agar keluarga ini menjadi prioritas penerima bantuan.
Menurutnya, keluarga seperti Arsy harus mendapat dukungan penuh, mulai dari bantuan gizi untuk ibu dan anak, beasiswa bagi anak sekolah, hingga perhatian kesehatan bagi balita yang sedang tumbuh kembang.
Sebagai solusi jangka pendek, Irwansyah berkoordinasi dengan Dinas Perkim Banda Aceh, agar keluarga ini bisa pindah ke rusunawa milik pemerintah di Gampong Keudah, Banda Aceh.
Rusunawa tersebut dinilai lebih layak karena ruangannya luas dan tidak lembap seperti tempat tinggal saat ini.
Irwansyah juga berkomitmen membantu biaya pindahan, bahkan dengan uang pribadi bila diperlukan.
Ke depan, Irwansyah berharap keluarga Arsy bisa masuk dalam program rumah bantuan Baitul Mal.
Namun, kata Irwansyah, kendalanya adalah Arsy tidak memiliki lahan sendiri.
Padahal salah satu syarat bantuan rumah dari Baitul Mal adalah kepemilikan tanah atas nama pribadi.
Melihat kondisi Arsy dan anak-anaknya, Irwansyah berharap ada dermawan yang bersedia menyumbangkan atau menggalang dana untuk membeli sebidang tanah.
"Semoga ada dermawan yang mau menyumbangkan tanah, karena kalau sebagai penerima rumah, kita lihat kondisi sudah sangat layak,"ujarnya.
Dengan begitu, ia berjanji akan mengadvokasi agar keluarga tersebut mendapat rumah bantuan yang layak untuk membesarkan anak-anaknya.
Menurutnya, pemerintah harus hadir memberi perhatian penuh kepada keluarga ini, mulai dari ibu yang menyusui hingga anak-anak yang bersekolah dan balita yang membutuhkan nutrisi.
Baca juga: Aksi Pria Nekat Bergelantungan di Kabel SUTET Jadi Sorotan Warga, Polisi: Cari Perhatian Saja Dia
Mendengar rencana advokasi rumah dari Ketua DPRK, Arsy tampak bahagia dan berharap impian kecilnya bisa terwujud.
Ia mengaku selama ini tak pernah berani bermimpi memiliki rumah sendiri.
Baginya, bisa makan dan membayar sewa kos saja sudah cukup.
Namun, setelah mendengar ada kemungkinan mendapat rumah bantuan, wajahnya tampak semringah.
"Kalau punya rumah sendiri, mungkin saya tidak perlu mengamen lagi. Bisa jualan sayur kecil-kecilan di depan rumah," ujar Arsy penuh harap.
Kini, Arsy sedang dalam proses pendataan untuk masuk dalam tanggungan pemerintah.
Hari-harinya masih ia jalani dengan sabar, mengamen demi menafkahi anak-anaknya, sementara sang suami entah di mana rimbanya.
Setelah Irwansyah datang, kini tim Disdukcapil Kota juga datang melengkapi kebutuhan data administrasi.
Lalu ada Puskesmas Baiturrahman memberikan bantuan kesehatan.
Arsy kini menanti kehidupan yang layak dan anak-anak tumbuh di lingkungan yang sehat.
| Cara Wanita Pemulung Curi Rp20 Juta dari Sekolah TK, Uangnya Dinikmati Bersama 3 Laki-laki |
|
|---|
| Nasib SDN Jalen di Ponorogo hanya Dapat 1 Siswa Baru, Kepsek Sebut Sudah Berusaha: Kalah Saing |
|
|---|
| Lirik Lagu Mama I Love You yang Dipopulerkan Arsy Hermansyah: Aku Cinta Padamu, Mama I Love You |
|
|---|
| Lirik Lagu Pendampingmu 'TahtaHatiku' - Shabrina Leanor & Fajar Noor, Ciptaan Yovie & Arsy Widianto |
|
|---|
| Lirik Lagu 'Tahta Hatiku' Single Fajar Noor, Ciptaan Arsy dan Yovie Widianto: Cinta Ini Untukmu Saja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/ibu-enam-anak-tinggal-di-bunker-sempit-dan-lembab.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.