Berita Viral
Imbas Uang Dapur MBG Rp 1 Miliar Lenyap Akibat Tertipu Chat Palsu, 53 Pekerja Kehilangan Penghasilan
Para pekerja terpaksa dirumahkan. Atasan Meli menyebut operasional SPPG dihentikan sementara selama tiga bulan untuk pemulihan keuangan.
Ringkasan Berita:
TRIBUNJATIM.COM - 53 pekerja di dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) kini kehilangan penghasilan setelah dirumahkan akibat uang Rp 1 miliar yang merupakan dana operasional raib.
Dana operasional sebesar Rp 1 miliar milik SPPG Pangauban raib diduga akibat penipuan digital atau phishing.
Hal itu menimpa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Dapur MBG yang semula sibuk menyiapkan ribuan porsi MBG untuk siswa, kini pekerja hanya bisa pasrah dengan nasib.
Baca juga: Nasib Aziza Siswi SD Selalu Bawa Pulang MBG Kini Dapat Sembako, Pekerjaan Ibu Jual Sapu Lidi Rp2.000
"Alhamdulillah, program MBG ini sangat membantu ibu-ibu di sini. Sekarang kami kehilangan penghasilan. Saya biasa dapat Rp 130 ribu per hari, dibayar mingguan," kata Meli (39), salah satu pekerja dapur yang juga Ketua RW 08 di Desa Pangauban saat ditemui, Selasa (4/11/2025).
Meli menuturkan, sebelumnya ia dan semua pekerja dikumpulkan dan diberi penjelasan bahwa operasional dapur dihentikan sementara sampai masalah keuangan terselesaikan.
"Kami diminta sabar, katanya sedang diurus," ucap Meli.
Sebelum insiden itu, dapur yang baru beroperasi sekitar sepuluh hari itu sudah memproduksi 3.500 porsi makanan bergizi untuk delapan sekolah di Batujajar, mulai dari SDN Cibodas hingga SMK Kespam.
Para ibu pekerja dapur, sebagian besar warga sekitar, menjalankan tugas mereka dengan bangga karena merasa ikut memberi makan anak-anak negeri.
Namun, kebanggaan itu kini berubah menjadi kecemasan, di lokasi dapur di Kampung Cibodas, hanya tampak beberapa pekerja tengah memperbaiki bagian dapur.
"Sebelumnya, setiap pagi ramai, ibu-ibu datang jam lima subuh. Sekarang sepi," kata Meli.
Para pekerja terpaksa dirumahkan. Atasan Meli menyebut operasional SPPG dihentikan sementara selama tiga bulan untuk pemulihan keuangan.
Bagi para pekerja, tiga bulan bukan waktu sebentar.
Itu berarti tiga bulan tanpa penghasilan, tanpa aroma masakan di dapur, tanpa tawa rekan kerja.
"Mudah-mudahan cepat selesai karena kegiatan ini membantu ekonomi warga," harap Meli.
Di tengah dapur yang kini sunyi, Meli dan teman-temannya menunggu kabar baik.
Bukan hanya tentang dana yang kembali, melainkan juga tentang harapan yang bisa hidup lagi bersama api di tungku dapur.
Pemilik SPPG Minta Maaf
Mitra Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan, mengatakan, para pekerja yang sehari-hari menyiapkan menu makanan bergizi kini tidak memiliki kegiatan.
Sedikitnya, 53 pekerja terpaksa dirumahkan sementara dan dapur SPPG berhenti beroperasi sejak insiden tersebut.
"Pegawai yang biasanya semangat bekerja setiap hari, kini tidak bisa kerja karena musibah ini. Buat penerima manfaat juga, kami memohon maaf, saya pribadi merasa sedih," tuturnya.
SPPG Pangauban sebelumnya baru beroperasi selama 10 hari, mendistribusikan makanan bergizi untuk sekitar 3.500 penerima manfaat, mulai dari siswa SD hingga SMA/SMK di wilayah Batujajar dan sekitarnya.
Hendrik menuturkan, pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan mendapat arahan untuk melanjutkan pelaporan ke Bareskrim Polri.
"Sudah lapor juga ke BGN dan hari ini saya masih di Bareskrim Polri. Mudah-mudahan bisa segera ada solusi buat permasalahan ini," tuturnya.
Kronologi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terpaksa dihentikan total.
Hal ini disebabkan hilangnya dana operasional sebesar Rp 1 miliar dari rekening lembaga, yang diduga penipuan digital melalui manipulasi data perbankan.
Saldo yang raib tersebut sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan dapur MBG, program unggulan pemerintah dalam penanganan gizi anak sekolah.
Kini, dapur SPPG Pangauban tidak dapat beroperasi karena tidak memiliki dana untuk membeli bahan baku makanan.
“Benar kejadiannya seperti itu. Jadi kami tidak bisa beroperasi karena dana yang ada terkuras oleh penipu. Jelas ini kelalaian dari Kepala SPPG,” ungkap Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan, saat dikonfirmasi pada Senin (3/11/2025).
Kejadian ini bermula ketika Kepala SPPG Pangauban yang berinisial MC menerima notifikasi dari sistem BNI Direct yang meminta penggantian kata sandi pada Kamis (31/10/2025).
MC kemudian menghubungi layanan chat resmi BNI melalui situs yang diyakini benar.
Tidak lama setelah itu, seseorang yang mengaku sebagai petugas BNI menghubungi MC dan mengirimkan tautan untuk mengganti kata sandi.
Dalam komunikasi tersebut, MC juga diminta untuk memberikan sejumlah data penting terkait rekening institusi.
Karena khawatir dana dibekukan, MC mengikuti instruksi tersebut tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Setelah itu, nomor pihak yang mengaku dari BNI tidak dapat dihubungi kembali.
“Jadi kata akuntan, ahli gizi, dan pegawai lainnya itu sudah mengingatkan telepon itu jangan langsung dipercaya, khawatir penipuan. Tapi tidak didengarkan, akhirnya kejadian seperti ini,” kata Hendrik.
Kehilangan saldo ini mengakibatkan seluruh kegiatan dapur MBG di Pangauban terhenti.
Ribuan porsi makanan yang biasanya disalurkan setiap hari tidak lagi bisa diproduksi akibat lenyapnya anggaran operasional.
Hendrik menyebutkan, pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan diarahkan untuk membuat laporan resmi ke Bareskrim Polri. Proses klarifikasi terhadap kasus ini sedang berlangsung, termasuk pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat.
“Jadi kami sudah melapor ke BGN dan meminta solusi baiknya bagaimana. Kami masih menunggu solusinya, untuk dapur tidak beroperasi karena tidak ada dana lagi,” tutup Hendrik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
| Hati-hati Jika Diminta KTP dan Difoto Satpam saat Masuk Gedung, Dukcapil: itu Data Pribadi |
|
|---|
| Daftar 40 Nama Tokoh yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, ada Marsinah, Soeharto Hingga Gus Dur |
|
|---|
| Nasib Aziza Siswi SD Selalu Bawa Pulang MBG Kini Dapat Sembako, Pekerjaan Ibu Jual Sapu Lidi Rp2.000 |
|
|---|
| Penghasilan Melda Safitri Pasca Dicerai Suami PPPK Tembus Rp233 Juta, Live Jual Baju Dapat Rp93 Juta |
|
|---|
| Siasat OB Paksa Kenalan ke Kantor Sambil Rekam Asusila, Kini Peras Korban Demi Beli Ponsel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ilustrasi-MBG-yang-berada-di-ompreng-Nasib-pekerja-dapur-MBG.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.