Sampah Polysterene Foam atau Styrofoam Jadi Masalah, YPBI Harap Pemerintah Lakukan Hal Ini
YPBI ingin mendorong Pemerintah untuk lebih berinovasi dalam pengelolaan sampah berbahan Polystyrene Foam (PS) atau styrofoam.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sampah Polystyrene Foam (PS) atau masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan merek styrofoam tergolong sampah yang sulit diuraikan.
Isu sampah berbahan PS saat ini menjadi isu besar dan permasalahan sampah di kota-kota besar.
Apalagi adanya kebiasaan masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan di sungai mengakibatkan kekumuhan bahkan bisa menjadi penyebab banjir.
Karena inilah Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya serta Inswa bekerja sama untuk mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang manajemen pengelolaan sampah terutama bahan PS.
"Bahan PS itu sulit terurai apabila tidak tertampung ke TPA, jika sampah itu tersangkut di tanah maka terurainya bisa sampai 500 tahun. Di TPA juga sistem pengelolaan sampahnya masih konvensional," ujar Ketua YPBI, Ananda Mustadjab Latif, Selasa (21/3/2017).
Karena inilah YPBI ingin mendorong Pemerintah untuk lebih berinovasi dalam pengelolaan sampah.
"Acara ini diadakan untuk mendorong Pemerintah agar produsen membuat PS menggunakan teknologi yang biogradeable artinya bisa terurai cepat," lanjutnya.
Jika bahan PS dibuat menggunakan bahan biogradeable, maka proses peruraian yang tadinya dari 500 tahun bisa hanya 5 tahun saja.
Saat ini sudah ada satu produsen di Surabaya yang membuat inovasi bahan PS yang lebih aman yaitu PT Kemasan Ciptatama Sempurna asal Pasuruan.