Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub DKI

Warga Sempat Ricuh di TPS Tempat Rizieq Shihab Mencoblos, Ini Penyebabnya

Meski demikian, di sebuah TPS, tepatnya tempat Rizieq Shihab menyalurkan hak suaranya di Petamburan, Jakarta Pusat, sempat terjadi kericuhan.

Editor: Januar
KOMPAS.com/NURSITA SARI
Ilustrasi Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua 

TRIBUNJATIM.COM - Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua digelar hari ini, Rabu (19/4/2017).

Sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta menggelar pesta demokrasi tersebut secara lancar.

Meski demikian, di sebuah TPS, tepatnya tempat Rizieq Shihab menyalurkan hak suaranya di Petamburan, Jakarta Pusat, sempat terjadi kericuhan.

Berawal ketika saksi pasangan calon nomor urut tiga, Anies-Sandi, memprotes petugas kelompok penyelenggaraan pemungutan suara 17 yang membolehkan pemilih bernama Berliana Sitorus untuk mendapatkan surat suara.

Saksi Anies-Sandi menilai KTP yang dibawa warga pemilih tersebut sudah dua tahun melewati batas perpanjangan. Padahal dalam DPT, nama Berliana tercatat.

Baca: Kunjungi TPS Sambil Lari Pagi, Sandi Tos dengan Pria Berbaju Kotak-kotak Ini, Pendukung Ahok?

Mereka juga mempermasalahkan KTP yang dibawa Berliana bukan elektronik. Sehingga hak untuk memilih kemudian diragukan.

Petugas KPPS punya pandangan lain. Mereka berkeyakinan siapapun yang nama pemilihnya tercantum dalam DPT berhak melakukan pencoblosan.

Suasana semakin ricuh saat sejumlah warga yang mengaku dari RW 04 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ikut memprotes. Sejumlah warga lantas mengusir kehadiran pemilih hanya berbekal KTP.

"Anda dibayar berapa, bilang saja berapa? Enak saja bisa leluasa milih ke TPS. Pulang sana," protes seorang warga.

Ketua Panitia Pemilihan Suara Petamburan Wiwin yang berada di TPS 17 lantas mencoba menengahi. Warga yang protes tetap ingin mengusir pemilih yang membawa KTP tersebut.

Wiwin berpandangan, semestinya warga tersebut diperbolehkan untuk memilih.

"Kalau nama pemilih sudah ada di DPT, maka dia berhak untuk melakukan pencoblosan. Soal KTP kedaluwarsa itu berurusan dengan kelurahan," ujar Wiwin.

Upaya menengahi warga pemilih yang dilakukan oleh Wiwin sebagai perwakilan KPU akhirnya gagal. Wiwin akhirnya pergi untuk menghindari kemarahan warga.

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved