Ramai-ramai Sidak Pasar Cek Harga, Temuan Tim Gabungan Bikin Mata Melotot
Sidak untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kenaikan harga jelang bulan puasa.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Tim gabungan menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sleko dan Pasar Kawak, Kota Madiun, Selasa (23/5/2017).
Sidak untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kenaikan harga jelang bulan puasa.
Tim gabungan yang turun terdiri dari Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Badan Ketahanan Pangan, Polres Madiun Kota, Bank Indonesia dan Dinas Kominfo Kota Madiun.
Sayang dan anehnya, tim tidak ditemukan menemukan kenaikan harga bahan pokok yang signifikan.
Misalnya telur, tetap pada kisaran Rp 10,5 ribu/kg seperti pada hari biasa, begitu juga dengan gula pasir, juga tetap diharga Rp,12,5 ribu/kg.
Sementara harga daging ayam, mengalami sedikit kenaikan. Bila pada hari biasa sebesar Rp 30 ribu/kilogram, naik sekitar Rp 1000 hingga Rp 2000/kg menjadi Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu/kg.
Baca: Terlalu, Selama 4 Tahun Jajanan Menjijikkan ini Dibiarkan Bebas Beredar dan Dikonsumsi Anak-anak
Kenaikan juga terjadi sayuran. Misalnya harga wortel yang biasanya Rp12 ribu/kilogram naik menjadi Rp 14 ribu/kg. Sedangkan harga kentang, naik dari harga Rp 11 ribu/kg menjadi Rp15 ribu/kg.
Sedangkan harga bawang putih, jika biasanya Rp 30 ribu/kg, naik menjadi Rp 48 ribu/kg hingga Rp 56/kg. Sedangkan bawang merah, tetap pada kisaran Rp 25 ribu/kg.
Lalu harga beras, untuk jenis IR 64, harga masih normal Rp 9 ribu/kg dan IR biasa sebesar Rp 8,5 ribu/kg.
Sebaliknya, ada beberapa barang yang harganya justru turun. Misalnya harga kacang tanah yang beberapa hari lalu di Pasar Sleko harganya sempat mencapai Rp 26 ribu/kg, pada hari ini turun menjadi Rp 23 ribu/kg.
Baca: Diduga Mencuri Listrik, PLN Putus Aliran Listrik Stadion Magetan, Begini Modusnya
Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Madiun, Harum Kusumawati, mengatakan, naiknya sejumlah bahan pokok menjelang bulan puasa, bukan disebabkan permainan tengkulak atau pedagang. Tapi faktor kurangnya pasokan barang, sementara permintaan tetap.
"Wortel dan kentang naik, karena pasokan barang kurang. Yang jadi penyebabnya, mungkin hasil panen berkurang atau bahkan gagal panen," terangnya.
Sementara Rachmad Tony H, dari Bank Indonesia, mengatakan, meski menjelang bulan puasa, tidak ada kenaikan angka inflasi di Kota Madiun. Karena angka inflasi tetap seperti bulan lalu, yakni pada kisaran angka 2,6 persen.
"Angka 2,6 persen sebenarnya cukup tinggi. Cuma penyebabnya, bukan karena kenaikan harga bahan pokok. Tapi justru karena kenaikan tarif dasar listrik (TDL)," jelasnya.
Untuk menekan inflasi, ia mengimbau kepada masyarakat supaya membeli kebutuhan bahan pokok secukupnya saja, agar tidak terjadi kelangkaan barang. (Surya/Rahadian Bagus)