Pelaku Teror di London Bridge Diketahui Berniat Tabrak Orang Pakai Truk Bertonase 7,5 Ton
Masih ingat dengan kejadian serangan teror di London Bridge Inggris dan Borough Market di Inggris pada bulan Mei? Delapan orang setidaknya...
TRIBUNJATIM.COM, LONDON - Masih ingat dengan kejadian serangan teror di London Bridge Inggris dan Borough Market di Inggris pada bulan Mei?
Delapan orang setidaknya diketahui tewas akibat tikaman senjata tajam di Borugh Market dan tabrakan mobil van membabi buta di London Bridge.
Baru-baru ini diketahui bahwa pelaku teror awalnya berniat menyewa truk bertonase 7,5 ton untuk ditabrakkan membabi buta di London Bridge.
Baca: Polisi Dilaporkan Telah Tembak Mati 3 Terduga Pelaku Serangan di London Bridge
Truk berbobot besar itu dimaksudkan untuk mendapatkan efek serangan yang lebih besar.
Demikian disampaikan komandan unit kontra-terorisme Metropolitan London, Dean Haydon, Jumat (9/6/2017), sebagaimana dirilis Reuters pada Sabtu (10/6/2017).
Haydon juga mengungkapkan fakta lain dari tiga penyerang, yakni mereka menyimpan bom Molotov di bagian belakang van yang mereka tabrakkan ke para pejalan kaki itu di London Bridge.
Mereka mencabut maut warga London dengan menggunakan pisau keramik warna merah jambu (pink).
Petugas juga menemukan sebuah Al Quran.
Temuan tersebut, khususnya rencana menyewa truk, menunjukkan bahwa serangan teror itu bisa membunuh orang dalam jumlah yang lebih banyak.
Baca: Baru Dua Minggu Ada Teror di Konser Ariana Grande, Inggris Kembali Dapat Serangan Teroris
"Dengan mengendalikan truk seberat 7,5 ton, efeknya bisa saja jauh lebih buruk," ujar Haydon kepada reporter.
Meskipun ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, Haydon menandaskan tak ada bukti ketiga pelaku telah diarahkan oleh orang lain, baik dari Inggris maupun dari luar negeri.
Ketiga pelaku itu adalah Khuram Butt warga Inggris kelahiran Pakistan, Youssef Zaghba warga Italia dan Rachid Redouane yang punya kaitan ke Libya, Maroko dan Irlandia.
Sabtu pagi, akhir pekan lalu, sebelum serangan teror itu, Butt, yang adalah otak serangan, pernah berusaha menyewa sebuah truk seberat 7,5 ton, tetapi gagal karena dia tak sanggup membayar biasa sewanya.