Program Jemput Bola Rawat Warga, Pasien Miskin Cuci Ginjal Kini Bisa Dirawat di Rumah
Selama ini, masih banyak warga miskin yang belum mendapat informasi mengenai layanan kesehatan.
Penulis: Haorrahman | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi memiliki program kesehatan Jemput Bola Rawat Warga.
Dalam program ini tenaga medis datang ke rumah warga yang sakit, terutama dari golongan kurang mampu alias warga miskin.
Sehingga warga tidak perlu datang ke Puskesmas atau rumah sakit, karena petugas kesehatan yang datang ke rumah warga.
Kini program yang dimulai sejak Januari 2017 tersebut, telah merawat 1.641 warga yang sakit di rumahnya masing-masing.
”Dalam program ini yang dirawat adalah warga pasien rawat jalan. Kalau yang harus rawat inap, harus dirawat di rumah sakit," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (12/7/2017).
Baca: Hutan Mangrove Panorama Kili-Kili, Destinasi Wisata Baru yang Dibuat Warga Banyuwangi
Upaya jemput bola pasien ini merupakan pemenuhan hak dasar warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selama ini, masih ada warga miskin yang belum mendapat informasi mengenai layanan kesehatan.
"Meski berobat dengan BPJS atau fasilitasi jaminan kesehatan daerah tidak berbayar, warga miskin dan lansia terkadang kesulitan karena mengeluarkan biaya transportasi. Maka petugas yang harus jemput bola," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan, program ini melibatkan 2.700 tenaga kesehatan di 45 Puskesmas yang menjangkau 25 kecamatan, 189 desa, dan 25 kelurahan.
Periode Januari-Juli 2017, program ini merawat 1.641 warga yang sakit di rumahnya.
”Sesuai instruksi Bupati Anas, program ini juga menjadi indikator kinerja aparat kesehatan. Evaluasi kinerja saya, kepala rumah sakit, kepala puskesmas, ditentukan antara lain dari respons penanganan warga miskin sakit. Jika tidak responsif, jadi catatan yang memengaruhi promosi bagi aparat bidang kesehatan,” papar dr Rio, sapaan akrabnya.
Baca: MOST Resmi Dieksekusi, Banyuwangi Segera Punya Mall Pelayanan Publik
Anas pun ikut mengecek layanan jemput bola ini pada dengan mengunjungi tiga warga yang sakit.
Salah satunya adalah Rita Wijayanti (55), warga Kelurahan Pengantigan, yang memiliki penyakit gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah.
Puskesmas setempat secara rutin mengunjungi dan merawat Rita di rumahnya. Rita pun diantar untuk cuci darah.