Orientasi Hari Pertama Masuk Sekolah, Inilah Tugas Berat yang Bikin Siswa di Surabaya Kelimpungan
Menarik dan jadi beban! Semua sekolah berusaha menarik perhatian siswa baru mereka. Termasuk dengan memberi tugas berat ke para siswa.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Beragam cara dilakukan sekolah untuk menarik perhatian siswa baru yang mulai masuk perdana, Senin (17/7/2017) hari ini.
SMP Negeri 19 Surabaya misalnya. Sekolah negeri di kawasan wilayah Surabaya timur ini membuat inovasi, yakni Siswa Baru Tampil Beda (SBTB).
Kegiatan baru pada hari pertama sekolah ini menjadi Layanan Orientasi Siswa (LOS) bagi siswa baru.
SBTB melibatkan semua siswa baru sejumlah 456 siswa dan diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri pada semua siswa baru sebagai siswa jenjang sekolah menengah.
Kepala SMP Negeri 19, Shahibur Rachman menjelaskan kegiatan ini semua siswa/siswi baru diberi naskah bacaan, berjudulnya "Mengejar cita-cita".
Baca: Tak Dilirik Siswa, Pendaftaran Siswa Baru di SMA Negeri Pinggiran Seperti Kuburan
Para siswa akan dibagi 12 gugus (kelas), dengan jumlah setiap gugus berisi 38 siswa.
Setelah membaca, siswa diminta merangkum teks bacaan tersebut dengan empat pilihan bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa lnggris, Bahasa Jawa dan Bahasa Suroboyoan.
"Semua siswa-siswi wajib tampil di depan kelas, dengan pilihan bahasa yang berbeda-beda. Disinilah namanya kegiatan SBTB, tidak menutup kemungkinan waktu jenjang Sekolah Dasar para siswa-siswi punya potensi untuk empat bahasa tersebut,” ujarnya.
Baca: Kawal Masa Orientasi Siswa Baru, Dinas Pendidikan Gandeng Polda Jatim
Menurut mantan Kepala SMP Negeri 27 dan 37 Surabaya ini, kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di tingkat SMP, setelah pihaknya bersama dewan guru mengkaji pelaksanaan LOS dari tahun ke tanun.
"Dari Kegiatan SBTB ini , pihak SekoIah sudah bisa melihat potensi anak didik sejak dini dalam berbagai aspek. Mulai membaca, menulis, merangkum kemudian presentasi di depan kelas,” jelasnya.
Selain membuat rangkuman,orang tua juga diberi teks bacaan untuk dibawa pulang sebagai bahan diskusi dengan orang tua atau wali murid, dengan tujuan terjadi komunikasi awal apa yang diperoleh putra-putrinya ketika mengikuti LOS.
Baca: Aneh, Meski PPDB Online Diperpanjang, Lima SMA Negeri ini Tetap Kekurangan Siswa
Sedang lembar milik siswa akan dikumpulkan kepada Wali Kelas, selanjutnya dibukukan dan diletakkan di Perpustakaan.
Fandi Ahmad Mahardika, siswa baru SMPN 19 mengaku dirinya cukup kesulitan harus membuat resume menggunakan bahasa Jawa.
Walaupun di rumah dirinya menggunakan bahasa jawa sebagai aktivitas sehari-hari.
"Tiap hari pakai bahasa Jawa campur, jadi ya sulit kalau membuat bahasa jawa asli," ucap alumnus SMP Muhammadiyah 2 Gresik ini. (Surya/Sulvi Sofiana)