Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Garam Dapur Langka, Warga Blitar Kesulitan Mencari Garam

Mujiana (27) harus keluar masuk beberapa toko di sejumlah pasar tradisional di Kota Blitar, Selasa (18/7). Ibu rumah tangga asal Srengat, Kabupaten

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
Surya/ Samsul Hadi
Petugas Satreskrim Polres Blitar Kota bersama tim dari Disperindag Kota Blitar melakukan sidak ke agen garam UD Sumber Laut, Selasa (18/7). Sidak itu untuk memantau aksi penimbunan garam yang sekarang stoknya langka. 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Mujiana (27) harus keluar masuk beberapa toko di sejumlah pasar tradisional di Kota Blitar, Selasa (18/7). Ibu rumah tangga asal Srengat, Kabupaten Blitar, itu sedang mencari garam dapur.

Tapi, tak satu pun toko yang ia datangi menjual garam. Perempuan berambut lurus panjang itu hampir putus asa. Sampai akhirnya ada seorang warga yang memberitahunya agar mengecek ke kios agen garam di Jl Tanjung, Kota Blitar.

Mujiana bergegas mendatangi agen garam itu. Ia merasa lega setelah melihat tumpukan garam di kios agen garam tersebut. Mujiana langsung membeli satu bal garam dapur di kios itu.

"Saya sudah sejak kemarin keliling cari garam. Di Srengat sudah tidak ada yang jual. Ini tadi cari di beberapa toko di kota (Blitar) juga kosong. Baru dapat di sini," kata Mujiana.

Ia membeli garam hanya untuk kebutuhan memasak. Biasanya, ia membeli eceran. Tapi, karena sekarang garam langka, ia langsung beli satu bal isi 20 pak dengan berat lima kilogram.

"Harganya Rp 25.000, biasanya harga eceran per pak Rp 2.000," ujarnya.

Baca: Garam Langka, Ini yang Dilakukan Disperindag Provinsi Jatim

Hal sama dialami Poniyem, warga Jl Jatituri, Kota Blitar. Poniyem juga kesulitan mencari garam beberapa hari ini. Ia mencari garam untuk dijual lagi di tokonya.

"Ini tadi dapat kabar garam di agen baru datang, saya langsung ke sini," katanya.

Tetapi, Poniyem tidak bisa membeli banyak. Pemilik agen membatasi penjualan ke konsumen. Para konsumen maksimal hanya boleh membeli garam 10 bal. "Tidak apa-apa yang penting dapat garam," ujar Poniyem.

Pemilik agen garam UD Sumber Laut, Ana Anggraeni mengatakan garam memang langka beberapa pekan ini. Produksi garam menurun karena pengaruh cuaca. Akibatnya pasokan garam ke kiosnya juga tersendat. Biasanya, dalam seminggu, kiosnya mendapat tiga kali kiriman garam dari distributor di Pasuruan.

Sekali pengiriman, beratnya minimal enam ton. Sekarang, ia hanya mendapat satu kiriman dalam sepekan. Itu pun jumlah pasokannya tidak tentu kadang 10 ton kadang 11 ton. Selama ini UD Sumber Laut melayani pembelian eceran dan pembelian jumlah besar dari pedagang kecil serta pemilik industri.

"Hari ini tadi dapat kiriman 11 ton," kata Ana.

Karena langka, harga garam otomatis ikut naik. Harga garam halus merek segitiga S yang biasanya Rp 18.500 per bal dengan berat 5 kilogram, kini naik menjadi Rp 23.000 per bal sampai 25.000 per bal.

Sedangkan harga garam kasar atau garam grasak sekarang Rp 20.000 per 5 kilogram.

"Garam grasak ini yang barangnya belum pasti ada," katanya.

Ia juga membatasi pembelian garam oleh konsumen. Para konsumen hanya boleh membeli maksimal 10 bal. "Biar merata, biar semua dapat garam. Karena sekarang barangnya langka," ujarnya. (Surya/ Samsul Hadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved