Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Polwan Cantik Redam Massa Demonstran, Hadapi Lelaki, Kepanasan Hingga Dilempar Tomat

Peluh keringan dan panas matahari yang membakar kulit tak menyurutkan semangat Polwan cantik terus mengamankan demonstrasi.

Penulis: Fatkhul Alamy | Editor: Mujib Anwar
SURYA/FATKHUL ALAMY
Para Polwan cantik, anggota Tim Srikandi Satbhara Polrestabes Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terik matahari cukup panas memayungi Kota Surabaya, Selasa (8/8/2017).

Cuaca yang cukup membakar kulit itu tak menyurutkan semangat Srikandi Polwan Satbhara Polretabes Surabaya, saat pengamanan aksi ratusan buruh di kantor Gubernur Jatim.

Puluhan Polwan yang masih muda dan cantik itu, menyebar di beberapa titik untuk melakukan pengamanan di tengah terik matahari.

Ada yang berada di Jl Pahlawan dan sebagian lagi di halaman dalam pagar kantor Gubernur Jatim.

(Sang Suami Ungkap dan Beberkan Kebiasaan Bu Lurah Cantik yang Sangat Berbahaya)

Mereka bertugas sebagai negosiator massa pengunjuk rasa. Tidak terlihat letih, para Srikandi ini setia menunggu massa hingga aksi yang dilakukan bubar.

"Sudah biasa kerja seperti ini (pengamanan aksi-Red). Sudah dua tahun jadi polisi dan masuk di Satbhara," tutur Bripda Nadya Nadzifatur, saat ditemui di Jl Pahlawan Surabaya, Selasa (8/8/2017).

Polwan asal Sidoarjo ini bercerita, ketika awal masuk, tugasnya bersama Polwan senior-senior dari gabungan beberapa unit. Saat ini bertugas negosiator di bawah kendali Satbhara.

(Umpankan Siswi SMP, Pria ini Sulap Kamar Kos Jadi Layanan Plus-plus, Padahal si Cewek . . .)

Kerap berhadapan dengan massa aksi yang mayoritas kaum laki-laki, tak membuat Nadya khawatir apalagi takut terjadi anarkis.

Ia dan teman-temannya sudah dibekali kemampuan menghadapi dan meredam emosi para demonstran. Dialog dengan baik dan sikap humanis dalam menghadapi demontran jalanan.

"Kalau sudah terjadi ekskalasi tinggi atau istilahnya lampu kuning, ya kita mundur dan tugas diambilalih Dalmas. Bukan kita lagi," ucap Nadya.

Jika terjadi ketegangan atau massa melakukan pelemparan, diakuinya, sudah menjadi risiko tugas.

Dia pernah sekali saat tugas pengamanan sebuah aksi di depan rumah dinas Waki Kota Surabaya, Tri Rismaharini, terkena lemparan pasir.

"Itu satu tahun yang lalu kalau tidak salah, tapi tidak apa-apa. Semua bisa diatasi dan diamankan," ujar Polwan berhijab ini.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved