Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Diberi Kabar Anaknya Diperkosa, Keluarga Sebut Gadis yang Tewas Nyaris Bugil Lama Lakukan Hal Gila

Gadis yang ditemukan tewas nyaris telanjang diduga menjadi korban perkosaan. Keluarga malah ungkapkan hal ini.

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Keluarga korban pembunuhan 

TRIBUNJATIM.COM - Penemuan jenazah gadis memang menggemparkan masyarakat Purwodadi, Pasuruan, Selasa (26/9/2017).

Gadis itu ditemukan tewas di sebuah tempat sepi nyaris tanpa busana.

Pada sebagian anggota tubuhnya terdapat sejumlah luka.

Tepatnya di bagian wajah.

Baca: Rafael Tan Pamer Foto Basah Cuma Pakai Ini di Kolam Renang, Netizen Jadi Pengin Peluk dari Belakang

Baca: Aneh, Jadi Tersangka KPK, Bupati Cantik Rita Widyasari Malah Akan Terima Penghargaan Kejujuran ini

Belakangan, diketahui gadis itu memang tewas dibunuh.

Itu seperti yang disampaikan oleh pihak kepolisian.

Sumber di internal kepolisian menyebut, ada beberapa kemungkinan motif yang melatarbelakangi pembunuhan EY ini.

Ada dugaan kuat karena harta, atau persetubuhan, atau juga yang lainnya.

Baca: Sering Bobol Toko dan Rumah Kosong di Kota Blitar, 7 ABG ini Dibekuk Polisi

Baca: Sering Pamer Kesederhanaan, Alat Makan Ruben Onsu dalam Foto Diributkan, Netter: Jangan Berlebihan!

Sebab, dalam penyelidikan sementara, korban ini kehilangan harta bendanya, seperti dompet, dan hanpdhone.

Namun, belum ada rincian apa saja barang yang hilang.

Sebab, pihak keluarga pun tidak mengetahui, korban terakhir kali membawa barang berharga apa saja.

Yang paling mengejutkan, ketika, dalam hasil pemeriksaan juga ditemukan bekas sperma di vagina korban.

Baca: Taman Sekartaji Kota Kediri jadi Kawasan Bebas Asap Rokok

Baca: Asap Tebal dari Kebakaran di Kawasan Pondok Candra Sidoarjo, Petugas Jasa Marga Jaga Jalur Tol Ini

Ada indikasi kuat, bahwa korban ini sebelum dibunuh sempat disetubuhi.

Itu terlihat dari bekas sperma yang masih menempel di vagina korban.

Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Tinton Yudha Riambodo tidak menampik hal itu.

Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti sebanyak mungkin untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis tersbut.

"Kami masih belum bisa tentukan motifnya apa. Yang jelas, kami sedang berusaha mengejar pelaku pembunuhan EY tersebut," katanya saat dihubungi Surya.

Sementara itu, pihak keluarga tampaknya juga terpukul pasca kejadian itu.

Mata Ariyanto, ayah korban pembunuhan di areal persawahan Purwodadi, Pasuruan, Eka Putri Nilasari (16), tampak merah dan berkaca-kaca.

Ia baru kembali dari RS Bhayangkara Porong ketika ditemui SURYAMALANG.COM di kediamannya, di Dusun Kalisuko Desa Sumber Suko Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, Rabu (27/9/2017).

Dengan nada suara pelan, ia menceritakan kronologis ketika ia mendapatkan kabar tentang kematian tragis putri sulungnya.

"Semalam pukul 19.30 itu saya dapat kabar dari Facebook dan kiriman tetangga tentang korban pembunuhan dan pemerkosaan di Purwodadi. Awalnya fotonya tidak begitu jelas karena bagian wajah tertutup darah. Kemudian dikirimi lagi oleh tetangga ada gambar wajah yang lebih jelas, baru kelihatan bahwa itu adalah anak saya," cerita Ariyanto pada SURYAMALANG.COM.

Ia merasa yakin lewat foto yang ia dapatkan karena ada ciri-ciri yang cocok dengan Eka.

Antara lain adanya bekas cacar di bagian siku tangan.

Sekitar pukul 21.30 WIB, Ariyanto sampai di Polsek Purwodadi dan diarahkan untuk memastikan jenazah ke RS Bhayangkara Porong.

"Saat itu sudah dilakukan otopsi luar dan akan dilakukan otopsi dalam atas persetujuan saya. Awalnya saya menolak otopsi dalam, namun oleh pihak Polsek Lawang saya disarankan menyerahkan pada Polsek Purwodadi. Sehingga saya menyetujui otopsi dalam," ujarnya.

Ariyanto sama sekali belum bertemu dengan sang putri sejak Agustus lalu.

Pekerjaan proyeknya mengharuskannya berada di Jakarta hingga Minggu lalu (24/9/2017).

"Terakhir saya kontak dia saat ada hajatan keluarga di Blitar tanggal 15 September kemarin. Posisinya saat itu Eka sudah lama tidak pulang ke rumah, tapi saya dikabari ibunya bahwa dia datang ke Blitar," tutur Ariyanto.

Saat itu, Ariyanto meminta bicara dengan Eka lewat sambungan telepon.

"Ketika itu saya minta dia stay di rumah saja, bantu ibu dan jaga adik. Saat itu dia menangis. Saya sarankan juga cari kerja lagi jaga toko di Pasar Lawang. Kebetulan masih ada saudara yang punya toko, nanti bisa saya mintakan kerjaan," cerita dia.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved