Risma Awali Ngantor dengan Ngonthel Sepeda Listrik, Bisa Hilangkan Stress PNS
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuat aturan baru. Mulai hari ini, Jumat (29/9/2017) seluruh PNS di lingkungan Pemkot diwajibkan mengendarai sep
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuat aturan baru. Mulai hari ini, Jumat (29/9/2017) seluruh PNS di lingkungan Pemkot diwajibkan mengendarai sepeda onthel ke kantor setiap hari Jumat akhir bulan.
Ini dilakukan untuk membudayakan hidup sehat pada PNS serta untuk mengurangi emisi akibat kendaraan bermotor.
Risma mengendarai sepeda langsung dari rumah pribadinya di Pondok Indah Wiyung. Ia berangkat seperti biasa pukul 04.45 WIB.
Tanpa kawalan menggunakan kendaraan bermotor, ia mengayuh sendiri sepeda listrik bermerk Beatrix miliknya.
Rute melewati tengah kota pun dipilih. Jajaran kepala SKPD ikut rombongan dengan titik kumpul di kawasan Rolak.
"Ini sebenarnya sepeda listrik. Tapi udah lama sekali nggak dipakai, jadi ya dikayuh biasa," kata Risma.
Menurutnya, sepeda yang ia gunakan kali ini adalah hadiah dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Yaitu usai Surabaya memenangkan lomba lingkungan tingat Asia Tenggara.
Ia sempat mengalami kesulitan lantaran setting sepedanya ternyata salah. Sehingga membuat kayuhan sepedanya menjadi berat.
"Salah settingan, setengah mati jadinya tadi. Turun lima kilo ini," candanya.
Bersama rombongan kepala SKPD, Sekkota, para asisten, dan juga sejumlah kepala bidang yang satu arah dari Surabaya barat dan selatan, Risma tiba di kawasan Balai Kota pukul 06.15 WIB.
Di Taman Surya, Risma langsung diserbu oleh siswa-siswi sekolah yang sedang olahraga. Dengan semangat Risma mengajak puluhan siswa untuk berfoto.
"Habis sepedaan, segar ya. Enteng rasanya," kata Risma.
Risma menyampaikan bahwa tujuan gerakan Bike to Work yang dimulai hari ini tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan pegawai.
Dari data yang ia peroleh, saat ini semakin banyak warga yang memasang ring di jantung. Ia mengakui bahwa teknologi pengobatan semakin canggih, namun tekad yang ingin ia salurkan adalah agar hidup lebih sehat dan bisa mengurangi potensi sakit di masa tua.
"Saya pikir kalau dampak berikutnya adalah lingkungan maka itu bonus. Yang utama adalah kesehatan, saya bahkan ingin nanti saat tua saya nggak sampai sakit dan merepotkan orang lain," kata Risma.